Keterlibatan

Hari-hari ini aku betul-betul repot. Rasanya pikiran musti dibagi berapa juring gitu, supaya semua masuk dalam perencanaan. Tambahan lagi, pembantu pocokan istirahat sementara karena keperluan keluarga. Kasihan juga sih sama misua, soalnya kalo dia pulang rumah kadang-kadang belon beres, bak cuci piring masih penuh, dll. Kekacauan sejenis. Tapi, mau gimana lagi, tangan hanya dua, kaki hanya dua, he…he…he…


Sebenernya itu cuma masalah fisik. Yang aku khawatirkan sebenernya psikis misua dan Jessie. Tau sendiri deh, kalo orang lagi sibuk, mesti aja ada yang terabaikan. Biasanya yang jadi pusat perhatian kan tercukupkannya kebutuhan secara fisik, tapi yang tak kasat mata terabaikan. Tapi rupanya Tuhan menolong dengan cara-Nya yang unik. Setiap kali aku terpaku di depan kompie, si Nona ikut-ikutan masuk kamar kerja. Lama-lama aku perlahan-lahan melibatkan dia dalam naskah yang aku tulis. Mula-mula dia agak gamang juga, abis itu kan porsinya orang gede. Lama-lama makin ahli, dan siang ini hampir separuh naskahku adalah hasil karyanya. Jadi, aku tinggal koreksi pekerjaannya dan memasukkannya dalam naskah. Wah, benar-benar insight yang sangat menolong. Kalo sama misua? Pagi-pagilah kami berbincang-bincang sebelum dia berangkat ke kantor. Naskah mentahku yang biasanya diamati dengan teliti, baru kami diskusikan. Menurut bahasanya Covey, ini yang namanya sinergi.

Alhasil, siang ini si Nona tak tidur siang, demi memenuhi tenggat waktu maminya. Mana mau nari lagi sore ini. Jadi inget pepatah berat sama dipikul, ringan sama dijinjing

0 komentar: