Sebenarnya sudah dari beberapa waktu lalu si Mumun dibawa ke 'dokter'nya. Kadang-kadang kedengeran seperti batuk-batuk. Kemarin ini malah minumnya banyak sekali, tapi masih tetap bisa berjalan walau kepayahan.
Sore kemarin mencapai puncaknya. Beberapa kali dia mogok jalan. Dipaksa pelan-pelan, akhirnya berhenti total di depan kantor pos besar. Mau tak mau si Mumun harus opname!
Sedih aku karena Mumunlah yang setia menemani aku bekerja, mengantar jemput anak, melayani, dan bersenang-senang. Waktu mulai terdengar batuk-batuk, harusnya aku berhenti sebentar dan check up. Namun karena kesibukan yang membutuhkan kehadirannya, check up itu tak pernah terlaksana. Beberapa hari ini temperaturnya agak tinggi, melebihi yang biasanya, walaupun tak pernah lupa aku memeriksa apakah Mumun cukup minum atau tidak.
Kemarin sore, saat aku dan Jessie berangkat ke kebaktian Sabtu, Mumun mulai rewel. Hidupnya bergantung pada pasokan gas ke mesin yang temperaturnya tinggi. Tak henti-henti ia berkipas supaya suhu tubuh agak sedikit turun. Kalau pasokan gas berkurang sedikit, langsung ia tak mau jalan. Beberapa kali itu terjadi: di dekat Samsat Jlagran, di lampu merah dekat stasiun Tugu, di putaran dekat Hotel Garuda, di depan Hotel Mutiara dan di perempatan Kantor Pos Besar. Akhirnya aku mengistirahatkan Mumun di parkiran Kantor Pos, sambil menunggu dokternya datang.
Istirahat yang banyak dan cepatlah sembuh. Tak berdaya aku tanpamu...
Si Mumun Sakit
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
2 komentar:
moga cepet sembuh deh si mumun. jadi bia tariikkk lagi. hehehe
thanks buat perhatiannya.
Post a Comment