Senandung Yogya

Kemaren malam waktunya Jessie hang out sama Papinya, sementara aku rapat di gereja. Pulang rapaty aku jemput mereka di McD Malioboro Mall. Karena waktu itu sudah pk 22.30,aku coba-coba aja menelusuri Malioboro untuk melihat apakah lesehan burung dara goreng langganan udah buka. Sekian tahun lalu kami berdua sering nongkrong malam-malam di depan toko Liman, karena burung dara gorengnya asyik punya. Ternyata udah buka, jadilah kami nongkrong. Ini kali pertamanya buat Jessie nge-lesehan. Dia menengok ke sana ke mari memerhatikan dinamikan di sekelilingnya. Buntut-buntutnya Jessie nggak jadi ngegado burung dara malah sibuk motretin makanan yang disajikan. Malam semakin larut, satu dua pelukis wajah menawarkan melukis wajah dan atau karikatur. Sementara itu ada sekelompok pengamen menyanyikan lagu-lagu Menado. Kalo ini sih pengamennya profesional, soalnya bisa suara dua dan tiga. Sayangnya, nggak disediain tempat buat naruh saweran.

Kemarin dulu kami bertiga juga nge-bajigur di Kadin. Udah lama banget nggak ke sana. Kayaknya di Yogya bajigur yang available tiap saat cuman di sana. Jadi sehabis makan malam, kami langsung nagbur ke Kadin. Sedap deh, bajigur pake es, tambah sedap lagi karena ada musik keroncongan lagu-lagu lama. Nggak berasa tau-tau udah pk 21.30.

Kemarennya lagi, ak sama Jessie siang-siang makan di Mirota Batik. Tadinya pengen makan sambil liat-liat jalan depan pasar Beringharjo. Sampe sana malah disuguhi piano klasik. Untuk aransemennya nggak ruwet, jadi tetap terasa nyaman walau siang bolong. Setelah menyantap makan siang, aku diam-diam mencandra semua bunyi di luar diriku. Ternyata samar-samar ada bunyi kayuhan becak, suara orang tawar menawar, suara sirene ambulance dan sura remaja bergerombol jalan-jalan. Belum lagi di kejauhan ada suara tekukur sahut-sahutan. Semua itu msih ditingkah dengan semilir angin segar. Siang panas jadi terasa syahdu, bikin mata mengantuk...

Itu yang bikin aku cinta Yogya. Di kala aku bosan dengan mal dan toko, ada tempat-tempat tertentu yang memadai untuk menyelaraskan jiwa. Kalau aku diam sedikit lebih lama, irama kota ini yang sarat seni akan muncul, juga irama pedesaan yang mencuat di tengah modernitas kota besar.

0 komentar: