Bau Donggala

Suatu kali kami bertiga kelelahan karena berbagai aktivitas. Kalo udah begini, paling enak direfleksi. Cuma, karena belum makan malam, jadi kepikiran makan di bakso Pringgading lalu refleksi di Kakiku di ujung jalan. Sementara Jessie dan papinya makan, aku jalan kaki mendaftar ke tempat refleksi itu.

Lokasi jalannya memang berada di salah satu Pecinan Yogyakarta. Begitu aku jalan, sudah tercium bau hio, semacam dupa untuk sembahyangan orang Tionghoa. Baunya yang khas membuat ingatanku melayang ke rumah mertuaku yang juga pake hio-hio kayak begitu. Lalu di kiri dan kanan jalan ada orang duduk-duduk ngobrol di depan pintu toko yang dicet hijau terang seperti rumah-rumah Tionghoa zadul. Suara orang ngobrol bagaikan musik merdu yang mengiringi perjalananku malam itu.

Tiba-tiba terdengar gelas pecah dan suara ibu-ibu ngomelin anaknya. Tapi masih kalah sama instrumen Mandarin dari rumah di seberangnya. Jadi aku berjalan sambil mencandra pernak-pernik percik kehidupan di Pecinan. Suara-suara itu silih berganti, jadi jalan sunyi senyap itu seolah ditingkah aneka suara dari dalam rumah...

Di jalan itu ada semacam tanh berpasir yang tak berpenghuni. Maksudku, di situ nggak ada tenda jualan makanan atau rumah. Hanya seng yang menutupi sebidang tanah. Penerangannya pun remang-remang. Di situlah aku mencium harum rokok lintingan khas pedesaan di Jawa Tengah, semasa aku KKN dulu.

Kalo nggak jalan kaki gini, semua cita rasa udara tak akan tercium. Ingatanku langsung menuju Donggala, tempat mertuaku. Di sana juga situasinya persis seperti ini. Mungkin karena jarang ada kegiatan malam hari. Jadi sesudah tutup toko, mandi, lalu mulailah acara kongkow-kongkow sampe malam di depan toko. Kadang anak-anak berlari-lari di jalan yang belum teraspal sempurna. Kalau bulan terang benderang, anak-anak bernyanyi-nyanyi di jalan sementara orang dewasa bercengkerama sambil menumpangkan satu kaki di atas kaki lainnya, atau sambil bisik-bisik.

Paling nggak malam itu aku menyicipi suasana Donggal yang telah lama tak kulihat...

0 komentar: