Termakan Iklan

Suatu kali di surat kabar keluarga kami muncul artikel kuliner tentang gule balung a.k.a. lelung. Seperti biasa, aku langsung tertarik karena kambing itu makanan wajib kalo tekanan darah drop. Nggak ada yang secepat itu membuat mataku kembali terang, kepala nggak pusing dan hati jadi nyaman.

Cuma, tempatnya jauh sekali. Aku yang tadinya menggebu-gebu jadi melorot, karena lelung ini adanya di daerah Bantul. Iu daerah yang cukup asing bagiku. Jadilah lelung hanya tinggal angan-angan. Tapi, kali bawah sadarku masih tetep kepengen. Jadi, waktu aku mengganti tali kipas di bengkel langgananku, aku cerita soal lelung ini. Nah, Pak Geng, sang pemilik bengkel itu paham luar dalam soal Bantul, terlebih lagi soal makanan yang khas Yogya dan tempatnya nylempat-nylempit, Selesai aku cerita, beberapa hari kemudian kami mendatangi tempat itu.

Sialnya, aku tak membawa serta artikel di koran itu. Hanya berdasarkan ingatan bahwa lelung itu adanya di daerah Palbapang atau Srandakan. Perjalanan ke Bantulnya sih lancar-lancar aja, begitu sampe di alun-alun kota kami mulai bingung. Ke arah mana ya tepatnya gule itu. Masuk sampe jauuu...h mendekati tempat batik Bantul, lalu kembali lagi. Akhirnya keliatan di pinggir jalan itu papan namanya yang kecil, Lelung Jodog.

Karena nyarinya udah kelamaan, minatku mulai hilang. Apalagi udara bukan main panasnya. Saat mencari aku malah membayangkan enaknya kalo aku di rumah aja duduk di teras sambil baca, ha..ha...ha...kurang sopan, sudah nyeret-nyeret orang tua nemenin nyari lelung malah kehilangan minat.

Warungnya sederhana, ubinnya pun hanya semen biasa. Warung ini mengingatkanku pada warung-warung di pedesaan sekitar Prembun, tempatku KKN. Tentu dengan segala atribut keramahan khas pedesaan.

Begitu pesanan datang, wuuuih banyaknya!! Nah, trouble muncul waktu aku menikmati lelung itu. Alotnya pol! Akhirnya aku hanya makan satu potong, sisanya aku bungkus deh. Pak Geng senyam-senyum liat orang kota termakan iklan.

Tapi, kekesalanku sirna begitu lihat Jessie makan lelung ini dengan semangat 45, sambil tak henti-hentinya bertanya, "Mom, beli di mana nih gulenya? Koq enak? Hmm...enak...enak nih. Nambah aah...!" Yei, emaknya kepayahan ngabisin satu potong, malah anaknya lahap.

Ya syukurlah, tak sia-sia ke Jodog, asalkan Jessie seneng.

2 komentar:

The life's corner said...

wah....kalo aku makan lelung itu pasti deh bisa nyut-nyut kepalaku...:-) hipertensi bisa melonjak. Berbahagialah dikau masih bisa menikmati lelung....:-)

Mariani Sutanto said...

Kayaknya mbe jadi makanan wajib deh Cie, abis tensi drop kalau pas datang jadwalnya. Hanya itu yang bisa bikin mata kembali terang...:)