Gregetan

Kalau aku perhatikan akhir-akhir ini, banyak sekali komen atau opini soal kasus yang melanda negara tercinta. Sah-sah aja sih orang berkomentar, namanya juga negara merdeka, merdeka dalam berbicara dan merdeka dalam berpendapat.

Karena banyak pendapat yang beredar dari segala penjuru mata angin, mau tak mau kan ikut berpikir, merenungkan lalu menanggapi. Bahkan kalau bisa mengajukan usul pemecahan masalah, kayak yang di sana masih ijo aja soal problem solving. Terus terang, aku pun terpancing untuk punya opini walaupun terbatas untuk hatiku sendiri.

Buntut-buntutnya aku jadi bertanya-tanya, apakah ini euforia berpendapat, sampai lupa dengan tugas utamanya sehari-hari. Atau berpendapat untuk menutupi borok sendiri? Kan gampang tuh berujar ini dan itu, padahal dirinya juga melakukan hal yang sama, cuma dalam skala yang lebih kecil atau skala yang tak terlihat media massa bahkan tak diketahui tetangganya.

Kalo udah gini aku hanya khawatir pepatah gajah di pelupuk mata tak terlihat tetapi kuman di seberang laut nampak jelas semakin marak terjadi. Kiranya Tuhan Yang Mahakuasa memampukan aku untuk tidak terseret dan mengejawantahkan pepatah itu dengan senang hati di dalam hidupku.

0 komentar: