Merencanakan Liburan

Tahun lalu, kira-kira seperti waktu ini, kami mulai mendoakan untuk liburan keluarga, ke tempat yang suamiku diutus tahun sebelumnya.

Kami sadar bahwa biayanya akan sangat besar dan persiapannya memerlukan waktu banyak. Kalau sekadar jalan-jalan ke lain kota sih nggak kepikiran, tapi ini jalan-jalan ke luar negeri, walaupun tapaknya baru bisa sampe Singapura dan Malaysia. Yang jelas kami bertiga harus giat menabung supaya at least punya uang jajan di negeri orang.

Maka tahun lalu aku bekerja sangat keras menyelesaikan order buku-buku yang aku terima. Aku juga giat mencari order pesanan kaos dan seragam supaya ada pembagian dividen sehingga bisa ditabung. Jajan dan makan di luar dikurangi hampir 50%, dan ternyata itu sangat membantu. Bayangin aja untuk minum saja di resto biasa bisa mencapai 11.000 setiap kali makan, kalau 3 x sehari makannya di rumah, berarti ada penghematan 33.000 per hari dan 900.000 per bulan, belum lagi makannya! Semua yang bisa dihemat, dihemat lah tahun kemarin.

Puji Tuhan, pertengahan tahun tabungan mulai keliatan hasilnya. Jadi, kami mulai hunting budget ticket dan melancarkan komunikasi dalam bahasa Inggris bagi anak kami. Karena, dengan kemurahan Tuhan seorang kawan mengundang kami menginap di apartemennya selama di Singapura. Kan mau tidak mau anak kami harus berkomunikasi dengan anak kawan kami itu. Kira-kira September kami mendapat budget ticket yang luar biasa murah, karena berangkat dan pulang di hari raya, maka harga tiket dipotong 50%, alahasil pulang pergi kami hanya menghabiskan sekitar 900.000 per orang. Buat bandingan aja, kadang-kadang ke Jakarta dengan Garuda bisa segitu harganya...

September-Oktober kami merancang mau ke mana aja di luar negeri itu. Kalo di Singapura sih kami nggak terlalu khawatir karena sistem transortasinya begitu jelas dan peta melimpah ruah di mana-mana, lagipula ada kawan kami siap memberi petunjuk. Yang kami khawatirkan adalah di KL karena kawan-kawan yang tinggal di sana semua menyat dari kota itu. Jadilah, September-Oktober browsing ke mana-mana untuk melihat tempat dan transportasi selama di KL. Setelah mendapat sedikit gambaran, aku mulai ancang-ancang membuat paspor, karena paspor ini diperlukan untuk memesan tiket bus dari Singapura ke Genting Highlands. November paspor jadi, lalu aku tanya-tanya untuk pembebasan fiskal di bandara.

Sekitar pertengahan November aku mulai aktif di Kaskus dan mulai posting di bagian travellers sekitar pertengahan Desember. Lalu mulai mencari hotel di KL. Untung ada kawan yang membantu mencarikan apartemen milik orang Indonesia yang biasa disewakan kepada orang Indonesia yang melancong ke KL. Jadi penginapan di KL beres. Penginapan di Genting pun sudah beres pada bulan ini, karena kawan kami yang di Singapura segera menguruskan begitu kepastian ke negerinya dan Genting Highlands didapat.

Akhirnya kami berangkat ke bandara Adisucipto, dengan syarat-syarat yang udah dilengkapi semuanya. Kali ini perjalanan setengahnya kayak backpacker. Untung udah banyak buku tentang backpacker, jadi ...just go!!!

1 komentar:

martha said...

wah aku salut dengan produktifitasmu, walau udah jadi mami-mami! Bisnis kaos, bisnis tulis menulis dan masih sempat kuliah (bikin aku ngiler tuh urusan kuliahmu hehhehehe....)

omong-omong, aku kok ga pernah diciprati buku-buku garapanmu?

Sedikit hari lagiaku mau kirim something hasil karya sepupuku yang mulai belajar memanfaatkan waktu luang setelah dia tidak ngantor di bank lagi