Jiwa yang Terluka

Kemarin aku sama Mel langsung sedih waktu kami membicarakan disain kaos. Siapa lagi yang kami ingat bersama kalo bukan Mas Janni? Disain ini yang terakhir kami rembug bersama akan dibuat kapan. Tiba-tiba saja Mas Janni berangkat. But, the life must go on, so we decided to keep move on.


Sebelum itu aku dengar Mia tanya sesuatu sama mamanya lalu diakhiri dengan pernyataan, “Tapi kalo Mama nggak boleh ya nggak apa-apa.” Biasanya Mia nggak pernah bilang begitu, mungkin dia tahu sekarang beban mamanya berat setelah kepergian papanya.


Nggak heran kalo tiba-tiba aja aku pengen nangis, apalagi kalo denger ucapan Mia kayak gitu. Hhhh….., jiwa yang terluka memang susah untuk dilihat dan diperbaiki. Cuma kasih yang besar yang mampu membalut luka itu hingga sembuh total. Tapi, siapa yang memiliki kasih yang sedemikian besar? Mungkin hanya Tuhan…


Itu kalo dari pengalaman temanku sendiri. Nah, yang lagi marak sekarang ini kan perselingkuhan, sampe ada buku yang judulnya terang-terangan mencantumkan kata selingkuh. Nah, aku coba-coba membayangkan andaikata orang dikhianati pasangan hidupnya, padahal dia percaya 100% sama pasangan hidupnya itu. Kayak apa ya perasaannya? Apalagi kalo itu dilakukan oleh sahabatnya sendiri? Wah, bisa-bisa itu kayak ditusuk dari belakang terus pisaunya itu diuntir-untir di lubang lukanya. Hih, ngeri!


Jadi, yah jiwa yang terluka itu memang sulit disembuhkan, apalagi kalo orang yang terluka itu nggak mau ngomong sama siapa pun. Mending-mending ada temen curhat, kalo dipendem sendirian? Pelampiasannya itu yang macem-macem, dan itu bikin tambah ngeri akibatnya. Dari berbagai kasus yang aku temui, ada satu harapan yang teteup aku lihat: kuasa pengampunan. Walaupun proses melupakan setelah mengampuni itu juga nggak enteng, tapi bisa ditempuh. Kan udah punya contoh Tuhan Yesus yang mengampuni orang-orang yang telah menyalibkan-Nya? Itu sih lebih sakit dari pisau yang diuntir-untir tadi. Kalo ada teladan, pasti bisa dilakukan. Sekarang tinggal peran orang-orang yang mengasihinya di sekelilingnya, mampu nggak mereka menerjemahkan kasih Ilahi itu dalam hidup mereka sehingga si orang terluka itu sembuh total?

2 komentar:

Patty said...

Kl temen sendiri yg melakukan itu duhh rasanya dunia serasa mo runtuh. Biar bagaimanapun selingkuh sulit sekali dimaafkan. Kl aku..hmmm jujur neh... kek nya gag akan bisa memaafkannya...

Mariani Sutanto said...

Wah Pat, katanya kasih menutupi banyak sekali dosa? Yah, namanya juga idup...