Bahaya di Dalam Rumah

Lebih dari sepuluh hari yang lalu, iparku dikabarkan jatuh dari tangga lantai dua ke lantai dasar. Aku mendapat kabar itu tak lama setelah aku pentas. Mamaku jerit-jerit di telepn mengabarkan kejadian itu. Dia takut sekali menantunya itu kenapa-kenapa, karena waktu itu hanya Mama, iparku, keponakan-keponakanku yang masih umur 4 dan 7 tahun dan dua pembantu perempuan yang ada di rumah.

Kalau dirunut-runut kejadiannya, rasanya nggak masuk akal, tapi tokh terjadi. Dari pagi iparku memang sudah wira-wiri nganterin anak-anaknya les. Pulang dari antar les, karena itu hari Sabtu, dia langsung ke Carrefour belanja macem-macem. Sesampainya di rumah dia langsung duduk di kursi pijat. Tapi karena nggak ada yang bisa nyalain, dia naek ke kamarnya di loteng. Menurut ceritanya sih dia lagi ngobrol di handphone dengan suaminya, adikku yang paling besar. Tau-tau nggak sadar udah jatuh. Mungkin kelelahan lalu sarafnya tidur tapi orangnya masih jalan-jalan. Soalnya dia nggak berusaha menggapai-gapai benda atau pegangan besi di tangga itu.

"Bunyinya keras sekali, seperti ada benda besar dijatuhkan ke bawah," begitu laporan Mamaku. Lha iya, iparku ini lumayan tinggi dan berat. Setelah jatuh begitu, pembantu memanggil tetangga-tetangganya dan membawa iparku ke rumah sakit. Sempat muntah satu kali begitu abis jatuh, lalu darah berceceran di mana-mana. Di rumah sakit Puri, muntah lagi 5 kali. Dokternya mendiagnosa kalo iparku ini gegar otak ringan.

Aku yang sedang gembira-gembiranya abis pawai langsung lemas. Pertama sih karena kasihan dengan iparku yang gelinding bebas. Tapi juga kepikiran keponakan-keponakan yang panik melihat mamanya jatuh dan pingsan begitu. Belum lagi Mamaku yang sudah renta dan tak tahu harus berbuat apa.

Kalau dipikir-pikir, bahaya banget ya hidup seorang ibu. Kayaknya nggak ada bahaya mengintai, tapi selalu diintai ternyata. Kejadian ini membuatku waspada. Aku mulai lagi mengatur kegiatan sesehari, supaya tidak terlalu banyak dan melelahkan, apalagi aku nyetir sendiri kemana-mana. Mana sesehari hanya berdua dengan Jessie, nggak ngebayangin kalo tekanan darahku drop pas aku nyetir, atau aku ngantuk waktu nyetir. Terus aku jaga-jaga juga supaya gas selalu dalam keadaan tertutup. Aku nggak akan angkat yang berat-berat kalo nggak ada misua di rumah. Hal-hal yang nampak sepele, tapi tanpa dinyana bisa membahayakan seisi rumah.

Cepat puliha ya San, cheers!

0 komentar: