Pengalaman Baru

Sebulan yang lalu, aku, misua dan adik iparku berbincang-bincang soal pekerjaan sampingan, yang cocok untuk full time mom atau yang nggak mengganggu pekerjaan utama. Selama ketemuan keluarga itu, pembicaraan intensif dilakukan terus, di kolam renang, di lobby hotel, di mobil, di segala tempat deh. Maklum, ketemuan kayak gini bisa diitung pake jari, karena kerjaan misua repot sekali, jarang-jarang ada waktu senggang di Jakarta.

Pulang dari sana, yang termotivasi malah aku, tadinya sih aku cuman ngedengerin aja. Jadi, aku set up semuanya deh. Yang paling susah itu nentuin produk yang akan dipamerin di tokoku. Kalo kelengkapannya relatif mudah walau jalannya panjang.

Adalah suatu ketepatan. Pas ngumpul sama ibu-ibu waktu nungguin Jessie les tari, ada salah satu kawanku yang bercerita tentang usaha sampingannya di Yogya dan di Bondowoso. Barang Yogya dia jual ke Bondowoso dan sebaliknya. Tiba-tiba dia nyeletuk soal craft, bagaimana dia memaketkan berkarung-karung craft bolak-balik ke dua kota tersebut. Akhirnya, aku janjian deh sama dia ke suplier craft di desa pinggiran Yogya.

Selaen itu, aku teringat salah satu temanku yang memang punya sentuhan etnik di karya-karyanya. Aku ke rumahnya, ngomong sana sini, lalu dia mau jadi suplierku untuk home decor.

Aku merasa kedua jenis barang itu cukuplah untuk sementara, kecuali kalau ternyata bisa berkembang lebih jauh lagi, baru dicarikan suplier yang lainnya.

Kalo aku renung-renungkan kenapa mau mencoba hal baru ini, padahal kegiatan udah seabreg-abreg, ya karena curiousity itu. Nothing to loose kan kalo untuk mencoba. Semua kan made by order. Lagian, dari kegiatan ini aku juga bisa menabung untuk biaya kuliah semester depan. Semester ini aku hanya ambil satu mata kuliah karena untuk in reiyen setelah lama nggak masuk kampus. Kalo berhasil, semester depan bisa dua mata kuliah, dan itu berarti aku harus nyiapin sekitar tiga jutaan. Nah, jangan sampai asap dapur nggak ngebul karena ngeberatin biaya kuliah, jadi harus ada usaha lainnya.

Yang penting ada keseimbangan. Mudah-mudahan aku dimampukan Tuhan menyeimbangkan semua: keluarga, pelayanan, pekerjaan dan pengembangan diri.

0 komentar: