Nggak nyangka, hari ini aku melihat anak kami pertama kalinya melayani di kebaktian dewasa. Latihannya sih udah sejak tiga minggu lalu, abis kelas sekolah minggu. Dia nyanyi sama temen-temennya di depan mimbar besar. Emang, waktu dia latihan nyanyi di rumah, kuping sampe pengeng deh. Terus nanya berulang-ulang, “Koq mami nggak tau lagu tabuh gendang? Ini kan dari KJ?”
Gelengan kepalaku semakin bikin dia tambah semangat nyanyinya, maka lengkaplah kepengenganku, ha…ha…ha…
Ceritanya Komisi Anak mencanangkan September secara khusus sebagai bulan pelayanannya. Aku juga kurang tau kenapa, paling ultah komisinya di bulan September. Nah, anak-anak diminta melayani sesuai dengan kelasnya. Kelas 3 dan 4 kebagian melayani di kebaktian Minggu siang. Tiba-tiba aja aku terharu waktu liat Jessie naik altar, menempatkan dirinya di antara teman-temannya dan mulai bernyanyi mengiringi nyanyian jemaat. Nggak tau kenapa, padahal dia udah biasa pentas, tapi belum pernah aku terharu kayak gini. Wah, payah kalo udah gini. Padahal, tiba-tiba aku disuruh membawakan doa syafaat sebagai wakil orangtua. Takunya suaraku bergetar pas berdoa di depan.
Untunglah khotbahnya pendeta menyegarkan, jadi emosiku reda. Kalo aku renung-renungkan lagi, mungkin karena Jessie dilibatkan dalam pelayanan. Cara ini bisa memupuk kecintaannya pada Tuhan Yesus. Memang di rumah diajarin Tuhan Yesus yang nyata hadir di kehidupan sehari-hari, tapi performance begitu bisa bikin dia merasa dihargai. Terus ekspresi wajahnya itu yang bikin hatiku mak nyoss, kayak sungguh-sungguh aja.
Yah, aku melihat Jessie semakin besar. Doaku nggak banyak-banyak koq, supaya semakin besar dia semakin berkenan di hadapan Tuhan dan sesamanya. Semoga Tuhan menguatkan kami, orangtuanya, untuk mengemban tugas mulia ini
4 komentar:
Melihat anak sendiri ikutan pelayanan digereja emang selalu bikin hati ini jadi terharu,ternyata sama yah yg namanya mami-mami hehhe
moga doa mamanya dikabulkan TUhan...
Thanks to Lily en Mami Odi.
SQ Jessie memang agak tinggi, dibandingkan dengan teman-temannya. Kalo ada kawan yang tanya mau jadi apa nantinya, pasti begini jawabnya, "Aku mau jadi arsitek seperti Oom Didi (adikku), abis itu jadi pendeta." Abis itu yang nanya kebanyakan pada bengong bin bingung...:))
Wah, kok sama ni pengalamannya. Si Shania ngisi yang kebaktian pagi dan aku juga ditodong untuk berdoa mewakili orang tua. :D
Post a Comment