Akhirnya Selesai

Pertengahan bulan lalu aku ketiban sampur, diminta bikin kalender tahunan untuk gerejaku. Kagetnya alang kepalang, soalnya kalender itu kan bukan maenanku sesehari. Aku nggak punya gambaran samsek soal disain kalender. Begitu diberitahu, biasaa…….aku berusaha menolak, menghindar, mengemukakan banyak alasan dan akhirnya keluar deh aji mumpungku: aku nggak pengalaman. Persis kayak Musa waktu ketiban sampur jadi pemimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir.

Yang ngomong ke aku nih rada nekat, rayuannya maut deh, tapi yang bikin aku luluh adalah suaranya yang memelas. Lalu terbayang mukanya yang kelelahan mengurus ini dan itu. Akhirnya aku takluk dan menyatakan kesanggupan dengan bimbang hati. Lhah, waktunya mevetzz sodara-sodara. Untunglah ada kawan yang mengulurkan tangan membantu. Dia yang bikin draf kasarnya, alias gambarannya kayak apa. Dia juga yang bantuin nyari di antara anak-anak pemuda yang bisa disain grafis. Abis itu aku nyari-nyari percetakan, survey harga.

Pra persiapan kalender selesai, omong-omong sama anak pemudanya udah oke, tinggal nyari foto komisi-komisi. Kalo bukan karena bantuan sekretaris kantor, wuaahh…mana jadi!. Mulailah aku dan si disainernya berkutat dengan layout dan tetek bengek lainnya. Kira-kira seminggu, draf dan contoh jadi, aku majukan ke sidang bidang. Disetujui, langsung digarap nonstop. Dalam waktu 12 hari foto terkumpul semua

Tiga hari kemudian, edisi lengkap jadi. Aku bawa draf lengkapnya ke bidang dan tunjukkan ke beberapa pendeta untuk minta masukan. Begitu koreksi jadwal selesai, disainernya ke rumah dan kami garap abis-abisan dan kerjakan koreksi dari halaman ke halaman. Alhasil, tiga jam deh dia di rumahku. Tepat pk 18.00 kalender siap naik cetak.

Lega deh bisa selesai, abis ini pertama kali aku kerja nanganin kalender. Kalo bukan karena pertolongan banyak orang, nggak bisa deh jadi. Sekarang tinggal ngelobi percetakan supaya bisa order ulang kalo stok kalender nanti kurang.

Satu lagi deh ketrampilanku tambah. Heran ya, banyak orang bilang sesudah 40, kemunduran mulai terlihat sedikit demi sedikit. Aku malah kebalikan. Sesudah 40 taon malah banyak kemajuan. Ditambahkan Tuhan kebisaanku satu demi satu. Ya cuma itu, mau nggak percaya sama bimbingan-Nya. Aku cenderung berontak sama manyun-manyun bibir berucap, “Emoooh…” Tapi dengan berbagai orang dan kesempatan DIA menenteramkan pemberontakanku dan memperlihatkan hasilnya kalo aku taat.

Satu lagi yang akhirnya selesai adalah pengurusan PBB. Ini juga takes a lot of time. Kalo ini sih bukan aku yang ngerjain, tapi developernya. Soalnya pake acara perbaikan kesalahan luas bangunan segala. Itu yang bikin urusannya jadi lama. Seneng aja last minute, selesai semua.

0 komentar: