Papa dan Ikan Koi

Tak terasa sudah lebih dari 10 tahun papa pensiun dari dinas kedokteran kepolisian. Adaaa... aja yang dilakukannya untuk mengisi waktu luangnya.

Yang pertama dicobanya adalah memelihara burung berkicau, sampai bisa beternak sendiri dan menjual hasilnya. Abis bosen ama burung, beralih ke golf. Ya gitu, ikut berbagai kejuaraan dan berhasil ngumpulin trophy yang lumayan menuh-menuhin lemari.. :)).

Yang terakhir sedang digemarinya adalah memelihara ikan koi. Pertama-tama sih beli di dekat rumah, 15 ekor. Lama-lama habis. Terus adeku promosi ikan koi yang bagus-bagus, tapi ada syarat kolam yang harus dipenuhi. Jadi, kolam yang udah ada di belakang rumah dibongkar, terus ditambah macem-macem aliran air yang beda-beda tinggi rendahnya. Udah gitu masih ditambah air mancur, katanya buat ikan cari oksigen. Setelah semua selesai, dimulai deh berburu ikan koi ke Blitar, yang menurut orang sumber ikan koi lokal. Pertama kali beli, mati berturut-turut, sampai habis.Papa kebingungan, lalu telepon aku, minta aku tanya ke Best Aquarium di sini, gimana supaya ikan koinya nggak mati. Nah, waktu pulang liburan kenaikan kelas, dipraktikin sama papa nasehat dari Yogya. Ikannya berhasil bertahan hidup.

Nggak begitu lama, ikannya mulai malas bergerak. Tanya-tanya lagi kenapa bisa begitu. Kata peternak ikan koi, suhu air terlalu dingin jadi harus pakai penghangat. Kasih lagi penghangat di kolam. Kayak bayi lahir prematur aja...

Sekarang sih udah lumayan stabil habitatnya. Kalo ada waktu papa berburu ikan koi yang didemenin motifnya, tukar tambah sama yang dia nggak demen lagi. Lucu juga, liburan kemarin Jessie nemenin engkongnya di pinggir kolam. Sambil lihat ikan berenang-renang, mereka ngobrol. Apa aja kali yang diomongin, yang pasti ampir tiap pagi mereka berdua di situ, menikmati udara pagi.

0 komentar: