Anak Kecil

Sepanjang aku terjun di pelayanan, jarang sekali, bahkan nggak pernah aku menaruh perhatian pada pelayanan anak kecil. Selain karakter pribadiku dan rupaku yang kata banyak orang galak abizz, pelayanan ini menurutku sangat krusial. Melayani mahasiswa jauh lebih gampang dibanding mengajar anak sekolah Minggu memahami Alkitab. Jiwa mereka masih halus dan sangat rentan dimasuki paham-paham yang menyimpang dari kebenaran Alkitab.

Minggu lalu saat mengantar order kaos, guru sekolah minggu curhat. Katanya di pos itu dia hanya sendirian mengajar, nggak ada yang bantu, padahal yang hadir lebih dari 20 anak. Aku masih inquiry terus ke guru ini tentang sekolah minggu itu. Biasalah, kalau biasa wawancarain orang, bawaannya kan kepengen tau yang sebener-benernya. Dari hasil ngobs itu memang kondisinya menyedihkan.

Entah kenapa, tiba-tiba aja aku bisa nyeletuk untuk mencoba hadir dulu di sana dan melihat kondisi yang ada. Pikirku, nekat juga nih. Pengalaman mengajar anak sama sekali nol, kecuali mengajar Jessie, yang kata misuaku kayak pangkostrad mengajar anak buahnya, ha...ha...ha...!

Akhirnya aku datang mempelajari situasi minggu lalu. Asli, itu dunia yang asing samsek. Aku hanya bisa senyam-senyum melihat kelakuan anak-anak yang beraneka, kayak gado-gado gitu deh. Ada yang nguap, ada yang memandang kosong entah ke mana saat diajak bernyanyi, ada yang ngobrol sendiri, dll. Kesanku sih aku musti kuat-kuatin tekad kalo memang dibutuhkan di sini untuk terjun. Ceritanya aku ngernet dulu, baru bisa jadi sopir.

Hari ini aku datang ke sana. Anaknya cuma 3, berempat sama Jessie. Guru lain belum ada yang datang. Langsung otakku nyari-nyari stok permainan yang masih aku hafal. Syukurlah tak lama kemudian datang guru sepasang suami istri. Lalu berjalanlah sekolah minggu hari ini. Kali ini aku banyak merenung sambil mendengarkan rekanku mengajar, betapa perlunya aku menundukkan diri pada kuasa Ilahi agar bisa mengantarkan anak-anak ini mengenal Tuhan Yesus. Betapa pentingnya juga aku memiliki hubungan yang intim dan mesra dengan Tuhanku, supaya anak-anak ini juga tahu gimana mengalami Tuhan di dalam kehidupannya. Banyaklah yang harus aku perbaiki di dalam spiritualitasku.

Bukannya anak-anak yang belajar dari aku, malah aku yang lebih dulu belajar dari ketulusan mereka, ketaatan mereka dan kesetiaan mereka. New adventure...

3 komentar:

Anonymous said...

asik,asik new adventure krn yg dihadapi anak kecil lebih sabar yah jgn judes2 ih serem.......GBU

Mariani Sutanto said...

Hehehe..., makanya aku takut melayani anak kecil. Siapa tau pas aku nggak mood, lalu mereka rewel...wah nggak kebayang deh. Tapi aku sih terus mendoakan supaya Tuhan melengkapi aku kalau memang ini panggilan-Nya.

fanvin said...

bener cik, pelayanan sm itu menurutku pelayanan yg paling sulit, menuntut banyak keseriusan, terus..en terus..ga ada berenti2nya, *salut buat guru2 sm.