To commit

Aku jadi tergelitik membaca salah satu posting di blognya temanku soal komitmen perkawinan. Keprihatinannya mencuat karena banyak terjadi perceraian di sana dan di sini.

Bagiku, menikah itu pilihan, bahkan pilihan yang bisa jadi masuk ke dunia penuh kebodohan. Orang yang jomblo nggak pernah dipusingkan dengan tetek bengek toleransi ora menyenangkan pasangan. Hidup mengalir seperti bebasnya udara. Sebaliknya orang yang menikah, selain direpotkan dengan berbagai macam persoalan, tapi juga merasakan nikmatnya surga dunia saat cinta itu terus bertumbuh dari hari ke hari. Apa pun pilihannya, masing-masing punya konsekuensinya.

Kalau memilih menikah, berarti masuk ke sebuah perjanjian, yang diharapkan bersifat kekal adanya: sampai maut memisahkan kita, till death separate us. Bagiku, di sinilah komitmen itu menunjukkan dirinya.

Komitmen itu berasal dari kata to commit, yang secara sederhana artinya menjalankan. Ya, menjalankan atau melaksanakan janji pernikahannya itu. Karena nggak ada keinginan yang 100% menjelma menjadi kenyataan, maka komitmen ini jadi krusial. Kayak aku yang sempet kaget setelah menikah ternyata pasanganku bukan 'orang pagi' tapi 'orang malam'. Padahal, aku sangat menyukai pagi bening dan hening. Begitu ketahuan perbedaan ini, aku dan dia sama-sama berusaha menyesuaikan diri. Banyakan aku gagalnya untuk menemaninya menjelajah malam. Abis, malam bagiku bagaikan selimut yang mengantarku tidur nyenyak. Kadang-kadang aku mengandalkan kopi untuk memelekkan mataku yang bandel ini. Pasanganku paling susah suruh bangun pagi, lha wong tidurnya malam. Makin malam, idenya makin mengalir.

Jadi, begitu deh. Aku dan dia mencoba menjadi pasangan yang tepat. Pernah nggak kesandung di dalam pernikahan? O, berkali-kali. Tapi, karena mengingat komitmen awal, pelanggaran dan kesalahan itu diteliti dan diselesaikan, lalu dilupakan dan dimasukkan ke kotak berkunci gembok ganda, yang kuncinya dibuang entah kemana. Isi peti itu tak bisa dikeluarkan lagi. Susah juga menjalankan kasih yang menutupi banyak segala dosa. Cuma, dari komitmen kayak gini aku melihat ada dinamika menarik gimana orang saling menyesuaikan diri hingga jadi pas satu sama laen. Dinamika itu berjalan terus setiap hari. Mungkin akan terlihat jelas waktu udah jadi aki ninen. So pastilah, nggak bisa instan jadi, ada proses yang perlu dilalui.

Betullah pernyataan yang mengatakan, "setelah menikah, jadilah orang yang tepat untuk pasangannya."

6 komentar:

Anonymous said...

Order Cialis, Viagra, Levitra, Tamiflu. Order Generic Medication In own Pharmacy. Buy Pills Central.
[url=http://buypillscentral.com/about_en-us.htm]Order Cheap Viagra, Cialis, Levitra, Tamiflu[/url]. Indian generic pills. Discount pills pharmacy

Anonymous said...

When you order Viagra or some other meds in our research you may be sure buy Viagra now that this goods single of pre-eminent distinction will be delivered to you certainly in time.

Anonymous said...

When you body Cialis or some other meds in our machine shop you may be reliable Best Discount Cialis Pharmacy Online that this spin-off single of pre-eminent standing bequeath be delivered to you certainly in time.

Anonymous said...

emm. amazing text.

Anonymous said...

border wherever foregoing personally unlicensed retrospect onelet duggannhs announced confounded reflecting
lolikneri havaqatsu

Anonymous said...

I join told all above.