Penggocohan Mental

Tadi pagi waktu membereskan tas sekolah Jessie, aku menemukan surat-suratan Jessie dengan beberapa temannya. Surat-suratannya sih nggak apa-apa, isinya yang bikin hatiku mencelos.

Jessie: A, kamu masih temen aku?
A: masih, tapi aku disuruh sama si B supaya cuek sama kamu sama C.

Hebat nggak? Rupanya pemalakan mental sudah dimulai. Aku sama misua cuma geleng-geleng. Yang kayak begini ini rentan buat Jessie, yang aku lihat-lihat cilik ati. Pantesan kalo dibawain bekal selalu menolak-nolak dan ludes tandas. Suatu kali aku pernah iseng-iseng nanya, "Jess, udah bawa bekal koq jajannya masih banyak aja?" Jawabannya juga bikin aku geleng-geleng, "Temen-temen pada minta, aku sendiri nggak kebagian. Katanya kalo aku nggak mau bagi, dia nggak mau temen aku." Oalah Nak, sampe segitunya... Anakku ini nggak bisa cuek bebek. Cara teman memandangnya, cara teman menjawab pertanyaannya atau cara teman bersikap ketika dia bicara akan sangat mempengaruhi mentalnya. Kalau udah gitu mulailah dia mengkeret, kayak orang bingung. Jaadi seperti digocoh mentalnya.

Dari dua kasus yang dialami anakku, aku jadi bisa meraba-raba kenapa defensenya kuat sekali kalau aku mau bicara dengan guru kelasnya. Gurunya mana tahu soal-soal begini, cara-cara persaingan tidak sehat dengan saling menggocoh mental. Gurunya cuman tau anak itu baik, pandai, dll...dll...! Aku sih sadar sesadar-sadarnya kalo ini kan baru dari data di tas Jessie, belon nyelidikin sampe ke rivalnya itu. Cuma yang lebih penting buat aku adalah memberitahu makna sahabat yang sebenarnya kepada Jessie. Kayaknya aku juga harus merhatiin her longing of friendshipnya, supaya dia jangan dimanfaatkan teman-temannya gara-gara keliatan banget kalo dia takut nggak punya temen. Heran juga aku, bapak ibunya soliter koq anaknya begini ya, mungkin ini gen resesifnya yang mencuat. Kayaknya musti belajar lagi deh tentang behavior.

Sisi positif yang Jessie dapatkan adalah bahwa di dunia ini banyak tipu muslihat, banyak serigala berbulu domba, dan banyak yang berteman karena ada pamrihnya. Jadi dia tau ganasnya dunia nanti melalui perilaku teman-temannya.

0 komentar: