Beberapa hari lalu aku merencanakan suntik vaksin Cervirax. Vaksin ini untuk pencegahan kanker leher rahim. Karena termasuk jenis yang baru dan muahhaaalnya luar biasa, tak semua lab atau ginekolog memilikinya.
Aku telpon ke sebuah lab yang cukup terkenal di Yogya. Penjawab teleponnya laki-laki, langsung perasaanku nggak enak dan pesimis, "Apa dia bisa jawab pertanyaan-pertanyaanku?" Lalu aku menanyaka tentang vaksin itu dan jenis papsmear yang harus aku ambil. Jawabannya, "Ibu tak perlu puasa, karena nanti darahnya dibekukan." Wah, aku kaget banget, orang mau HPV koq ada darah dibekukan segala. Sekali lagi aku menjelaskan ke si petugas itu soal papsmear yang dapat mendeteksi sel-sel ganas sebelum suntik vaksin. Lamaaa aku disuruh nunggu sementara dia tanya ke teman-temannya. Langsung deh aku putuskan hubungan teleponnya.
Di sini pentingnya front liner, di perusahaan atau instansi mana pun. Begitu front linernya payah, gawat deh akibatnya. Bisa salah informasi, salah komunikasi, salah macem-macem lagi. Jarang front liner yang sigap melayani customer. Mungkin pikirnya, "Ah, aku kan nggak harus menguasai semua informasi, kan ada bagiannya sendiri-sendiri." Sikap mental begini ini yang payah: nggak mau belajar, mengandalkan orang lain dan tidak mementingkan citra perusahaan.
Tapi, siapa sih sekarang yang mau susah-susah belajar menguasai pekerjaannya, yang penting kan dapet gaji, tenggo, dan tunjangan full!
Tak Sigap
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment