Menata Hati

Hari berganti hari, begitu juga suasana hati. Ada seorang teman yang mengibaratkan hati itu harus dipelihara, kalau nggak banyak angin yang dapat memporak porandakannya. Bener juga sih, karena secepat perasaan senang datang, secepat itu pula rasa tertekan diam-diam menyelinap.

Kayak perasaanku hari ini. Hari ini aku baru terbebas dari tekanan darah rendah yang nyebabin kepala kliyengan dan membuat malas melakukan segala sesuatu. Aku memulai hari dengan hati gembira dan penuh harapan. Tapi, secepat itu juga berita sakitnya kawanku semasa mahasiswa menggayuti relung hati. Langsung cahaya hatiku meredup pelan-pelan. Aku sangat sadar akan hal itu dan berusaha sekuat tenaga melawannya, agar hatiku tetap ceria. Tapi perasaan tertekan itu terus mengikutiku ke mana-mana, padahal jalanku lumayan jauh hari ini, hampir 60 km putar-putar seantero Yogya, ujung ke ujung.

Akhirnya sore ini aku menerima perasaan itu dan menata ulang suasana hati. Kalo nggak gitu, bisa porak poranda beneran. Aku hanya bisa berdoa supaya Sumber Sukacitaku menjagai hatiku sehingga mendung itu tak merembet ke mana-mana.

0 komentar: