Liputan dari RS Medistra Jakarta, 3 November 2006

Hari ini adikku Andre kirim kronologis pemasangan ring Mama. Ngeri juga sih bacanya, tapi dapet jiwanya. Nggak nyangka adikku yang maenannya software ini bisa memaparkan kronologis yang nggak “kering”. Ini tulisannya tanpa aku edit-edit ...

Gw mau share dikit mengenai kondisi Mama pada saat sebelum sampai sesudah pemasangan stent.
Gw dan Linda dateng ke Medistra kira2 jam 4:30 sore dan sampai saat itubelum juga ada kabar kapan akan dipasang. Mama dan Papa tunggu di kamar 404 dari pagi sampe sore itu, kelihatan banget Mama sangat kuatir dan Papa kelihatan capek.Gua sempet beliin mereka cemilan, lontong isi dan roti. Sambil nungguMama dan Linda makan lontong dan gw makan roti.


Jam 17:10 suster masuk kamar dan Mama dipersiapkan untuk dipasang stent.Jam 17:20 Mama masuk ruangan tindakan, Papa, Gw dan Linda tunggu diruang tunggu. Di sana gw lihat Papa sangat kuatir dan Papa kelihatan berdoa dengan kusuk, tentu saja (seperti yang kita semua tahu) Papa tutupi perasaan kuatirnya itu dengan berkata:" Paling juga cuman 30menit udah keluar, nanti kita bisa liat sebentar lagi". Gw SMS ke elo orang + Khun dan Susan, mengenai Mama dan minta kalian doakan. Jam 18:00 belum juga ada kabar, mulai gelisah tuh Papa, gw dan Linda juga. Bolak balik mendekati pintu kamar tindakan seakan mau tahu apayang terjadi ? SMS Didi tanya terus, udah belum ? Jam 18:30 belum ada kabar juga, gw udah senewen nunggu di depan pintu.Papa killing time dengan ngobrol sama orang yang ternyata dokter juga dan suaminya juga mengalami gangguan di Jantung.

Jam 18:45 baru ada kabar dan Papa dipanggil masuk untuk diberitahukan hasilnya, Papa ajak gw dan Linda untuk masuk. Karena bawaan banyak, gw dan Linda ketinggalan dan pintu udah keburu ditutup. Gw sempet mau masuk tapi disuruh tunggu di luar sama susternya. Perasaan gw gondok juga saat itu, tapi akhirnya Papa keluar dan kita boleh masuk. Jam 19:00 gw bisa lihat Mama di ruang tindakan melalui jendela.Kelihatan segar dan dadah (melambaikan tangan). Jam 19:10 Mama dibawa ke luar ruangan.


Jam 19:15 setelah nunggu lama, Dr. Teguh akhirnya menjelaskan ke kita mengenai kondisi Mama. "Kenapa lama," katanya, "karena dia coba 2 (dua) kali untuk masukin kateter dan untuk jalan masuk stent, akhirnya bisa masuk." Diperlihatkan kondisi kedua pembuluh nadi jantung yang mengalami penyempitan.Yang pertama mempengaruhi 30% peredaran darah dan penyempitan yangterjadi agak panjang, makanya dia pasang stent yang agak panjang, kalau di monitor sekitar 10 cm, mungkin aslinya 0,5 cm.Yang kedua mempengaruhi 40% peredaran darah dan agak menutupi pembuluh cabang (di persimpangan), tapi yang ini pendek jadi lebih gampang dipasang stent-nya. Diperlihatkan juga bahwa stent yang dipasang cukup panjang (kelihatan samar berbeda dengan pinggiran pembuluh darah).Setelah itu diperlihatkan dengan dialirkan cairan kontras, sehinggaterlihat alirannya sangat bagus (baca: besar dan lancar).
Pembicaraan ini ditutup dengan Dr. Teguh menyuruh kita membaca tulisan dipojok monitor, Linda baca, "L 01, R ...." Salah,” kata Dr. Teguh,"Bacanya: RCTI OK !" sambil menaruh jempolnya dilayar monitor.......:) Ketipu deh.


Mama ditempatkan di ruangan ICU yang terdiri dari 6 tempat tidur. Mama di tempat tidur no. 5. Samping Mama (No. 6) pasiennya lagi tidur dan dengan kondisinya menghasilkan irama ngorok yang mengganggu. Papa coba minta pindah ke ke No. 2, tetapi menurut susternya, yang No. 3 pasiennya gelisah. Jadi akhirnya kita stay di No. 5.


Susan dan Mama+Papa-nya dateng jenguk, bawa macaroni dan Mama makandengan lahapnya. Gw sempet suapin Mama untuk makan malam (nasi dan rendang daging + melon + puding).
Mama kelihatan segar dan Mama cerita bahwa waktu mulai pasang stent, Dr.Teguh bilang jangan kuatir ya Bu. Langsung Mama merem aja. Tangan Mama diiket karena takut gerak. Selama dipasang stent, Mama terus berdoa danberdoa.
Kondisi tangan Mama saat di ruang ICU udah dibebat dari pangkal siku keatas (ini tempat masuknya kateter dan stent), juga di pergelangan tangan. Telapak tangan bengkak karena pembebatan ini. Tujuannya tentu supaya cepat menutup pembuluh darah yang dibuka.
Sempat juga diusulkan oleh Susan, Papa pulang aja. Tapi sepertinya Mama agak kuatir, akhirnya diputuskan untuk ditungguin Papa dan gw juga akhirnya nungguin bareng Linda. Gw sempet keluar, tadinya mau cari tempat tidur lipet ke carrefour tapi kemaleman (jam 10:30 kira2) karena kalau Papa tidur di kursi kasihan,bisa bonyok tuh. Gw coba call temen2 yang masih kost di karet tapi nggakdapet juga. Akhirnya balik ke RS. Dan Papa usul untuk giliran, jadi dia tidur duludi mobil, gw jaga.


Jam 23:00 Mama diambil tes darah untuk melihat kondisi keenceran darah.Ternyata masih encer dan stealth-nya (penyumbat pembuluh darah) belum bisa dilepas. Karena sangat kencang dan Mama masih kesakitan karena pembebatan ini (padahal udah makan panadol) akhirnya Suster kasih obat tidur supaya bisa istirahat.Gw tungguin Mama di samping tempat tidurnya, Linda udah ke ruang tunggu.
Jam 01:00 Papa dateng, nggak bisa tidur, jadi gantian gw keluar ruangICU. Linda udah tidur di korsi, akhirnya gw juga tidur di korsi yangtiap jam bangun, merentek badan kayaknya.Jam 02:30 Mama dibangunin untuk dicabut stealth-nya. Jam 03:00 Dokternyanya baru dateng dan kondisi Mama sudah memungkinkan untuk dicabut.Jam 05:00 gw udah nggak bisa tidur, Papa juga udah di luar (di ruang tunggu).Jam 06:00 Papa, gw dan Linda sarapan bacang di kantin, karena ruanganICU mau di pel. Jam 07:00 Kita masuk dan Mama minta ke toilet untuk pup dan pee. Jam 09:30 Didi dateng, gw pulang deh.

Segitu aja dulu ceritanya. Pegel juga dan udah jam kerja.

Bye,Andre

6 komentar:

Anonymous said...

wahhh adek cici baek banget yah, sayang mama. :)

Smoga mama cici cepet sembuh. Yg kuat yah ci. *hugzz*

Mariani Sutanto said...

Thx Wi, mamaku masih di Jakarta sampe Sabtu ini. Eniwei, gimana tuh dengan mengubah tampilan di halaman depan blog, supaya muncul fotoku ama Jessie yak?

Anonymous said...

Dear Ibu Mariani,

Saya Adek Media Roza dari Majalah Tempo

Saya mengucapkan selamat atas operasi orang tua Ibu, sekaligus saya meminta kesempatan untuk mewawancara beliau.

Saya juga sudah mengirim e-mail ke marian@ygy.centrin.net.id

terima kasih, Ibu

Adek
08128368020
adek@mail.tempo.co,id

Anonymous said...

Dear Ibu Mariani,

Saya Adek Media Roza dari Majalah Tempo

Saya mengucapkan selamat atas operasi orang tua Ibu, sekaligus saya meminta kesempatan untuk mewawancara beliau.

Saya juga sudah mengirim e-mail ke marian@ygy.centrin.net.id. di e-mail itu saya sertakan latar belakang dan pertanyaan yang akan saya ajukan

terima kasih, Ibu

Adek
08128368020
adek@mail.tempo.co.id

Anonymous said...

Dear Ibu Mariani,

Saya Adek Media Roza dari Majalah Tempo

Saya mengucapkan selamat atas operasi orang tua Ibu, sekaligus saya meminta kesempatan untuk mewawancara beliau.

Saya juga sudah mengirim e-mail ke marian@ygy.centrin.net.id. di e-mail itu saya sertakan latar belakang dan pertanyaan yang akan saya ajukan

terima kasih, Ibu

Adek
021-3916160 ext 341
08128368020
adek@mail.tempo.co.id

Mariani Sutanto said...

Mas Adek, terima kasih atas dukungannya. Silahkan saja langsung ke Ibu saya di Kediri. Sukses ya dalam bekerja. Salam sehat!