Ciecie apa Kakak?

Aku mendapat tugas supervisi lapangan ke Kartasura. Ya seneng, ya deg-degan. Seneng karena jalan-jalan adalah kesukaanku. Deg-degannya karena aku belum pernah nyetir sejauh Kartasura. Jam terbang luar kotaku baru sampe Magelang.

Teman seperjalananku yang juga ibu-ibu juga bawa anak perempuannya. Pertama kenalan mereka seperti anak-anak umumnya, malu-malu pengen tau. Seperempat jarak tempuh komunikasi masih sebatas tawar menawarkan makanan dan minuman. Mulai akrab waktu temannya Jessie, Ata, minta boneka buat tidur. Ternyata nggak bawa boneka kesayangan jadi masalah juga, padahal sebelumnya udah ditanya sama mamanya: ok nggak kalo boneka kesayangannya kelupaan. Tiba-tiba aku ingat kalo tadi pagi Jessie belon nurunin boneka berang-berangnya dari mobil. Dibuat bermain sama Kezia waktu nganterin Kezia pulang. Jadilah mereka bermain boneka-bonekaan.

Di tengah serunya bermain peran, Jessie nyebut dirinya Ciecie, terus Ata terdiam dan bingung. Jadi keluar deh pertanyaan begini, “Lhoh, kamu manggil aku apa ya? Ciecie apa kakak?” Spontan aku yang lagi nyetri sambil iauber-uber bus antarkota tertawa terbahak-bahak. Bingung juga akhirnya anakku ini.

Dari kecil aku membiasakan Jessie memanggil orang yang lebih tua dengan sebutan kakak. Ini untuk mengantisipasi kalo dia akan bertemu dengan orang dari berbagai suku bangsa, kan udah terbiasa dengan panggilan yang dimengerti semua orang. Lalu, dia sekolah yang kebanyakan keturunan Tionghoa. Panggilannya mulai bervariasi. Dia mulai mengenal panggilan Ciecie, yang artinya kakak perempuan. Kadang-kadang muncul dialek Hokiannya dengan menyebut dirinya Cici, yang artinya juga kakak perempuan.

Sekali ini dia bertemu dengan temanku yang punya suami berdarah Jawa. Otomatis panggilan di rumahnya kakak. Tapi aku merasa Jessie belum terbiasa dipanggil sebegitu sering dengan, “Kak, kita pura-puranya maen tarik tambang yuk?” “Kak, nanti kalo aku namain bonekanya si Cimut boleh nggak?” “Kak….” “Kak….” Selama ini kan dia yang manggil kakak ke orang yang lebih tua.

Sekali ini dia jadi kakak. Sebuah pengalaman unik buatnya dan semoga bisa memperkaya nuansa jiwanya.

0 komentar: