Kenangan 2 tahun lalu

Kehadirannya dalam keluarga kami tunggu-tunggu. Setelah empat tahun, akhirnya ia datang juga! Anak semata wayang ini betul-betul fast learner. Bayangkan, ia sudah bisa mengucapkan kata-kata sejak usia 8 bulan.

Kemampuannya dalam bidang bahasa sungguh luar biasa, tetapi di bidang olahraga…., butuh kesabaran! Karena gangguan asmanya, kami sepakat untuk memotivasinya agar menyukai renang. Mula-mula dengan membelikannya kolam renang dari plastik, lalu renang di kolam anak-anak, sampai mulai mau renang bersama saya di kolam dewasa.

Semakin besar, tentulah diupayakan untuk renang dengan cara yang benar. Karena itulah Jessie kami ikutkan kelas renang. Mula-mula sih ia senang, merasa kemampuannya bertambah dan bisa membanggakannya kepada kakek neneknya. Masalah muncul waktu ia sampai di tahap mengambil napas dalam renang gaya bebas. Nangis di kolam renang bukan sekali dua kali, sampai-sampai gurunya hanya bisa menggendongnya di samping mengajar teman-temannya. Kalau sampai waktunya les renang, berbagai alasan muncul supaya akhirnya ia tidak perlu les. Lain kali kalau pergi lesnya lancar-lancar, sampai di kolam renang langsung muntah.

Sebagai ibu, tidak tega rasanya melihat anaknya stress seperti itu. Hanya karena inilah satu-satunya cara supaya asmanya sembuh, saya menguatkan hati setiap kali bentuk stresnya muncul. Segala daya saya kerahkan supaya ia mau les setiap minggu, dari memberi semangat sampai janji bermain di tempat kesukaannya setelah selesai renang. Berbulan-bulan kami mengalami up and down dalam les renang. Berkali-kali saya hampir menyerah karena merasa tidak ada gunanya menunggui anak les renang kalau hasilnya hanya tangisan dan muntah. Syukurlah tekad melihat anak ini mandiri, sehat dan punya semangat juang memampukan saya bertahan menjalani masa-masa tak enak itu.

Di tempat lesnya banyak anak baru dan juga mengalami hal yang serupa. Rupanya ini menjadi pemicu baginya untuk menunjukkan kalau dirinya sekarang sudah bisa. Sekarang ia sangat menyukai renang. Sekalipun teman akrabnya tak mau renang, ia tetap pergi les. Sekalipun hujan, asalkan gurunya ada di kolam renang, ia pasti bersikeras ingin renang. Lega rasanya berjalan bersamanya mengatasi rintangan berat dalam hidupnya.

PS: Tulisan di atas pernah aku kirimkan ke salah satu lomba ibu dan anak. Kemarin, waktu antar Jessie les, ada anak laki-laki usia 6 tahun yang baru belajar renang, nangis-nangis juga. Teringat kenangan 2 tahun lalu saat Jessie mulai belajar renang.

2 komentar:

Anonymous said...

hai...wah sama nih kemampuan odi dlm olah raga bth extra sabar sampai saat ini msh bongkar-pasang dr renang,tenis,golf blm ada yg pas. buat Jessi trs bersemangat ikut renang krn renang olah-raga yang ampuh untuk asma.

Mariani Sutanto said...

Halo...., iya, thanks. Untungnya renang bisa narik badan ya jadi tinggi, Jessie kebantu di situ juga kalo pas dia malas renang, he...he...he...! Goalnya punya tinggi yang ngelebihin maminya, padahal aku cuma 156!