Gempa Pagi Hari

Tiba-tiba suami mendapat sms dari adiknya di Sulawesi menanyakan apakah kami sekeluarga baik-baik saja, karena ada gempa skala 7 R melanda Jawa sampai ke Kediri. Berita itu aku dengar tadi malam pas semua kumpul. Aku bilang nggak ada gempa ah, soalnya jam-jam 9-10 aku sedang di rumah temanku, dan kami duduk di ubin.

Ternyata memang ada gempa sekitar pk 9.44 menurut banner berjalannya Metro TV. Cuma aku nggak tahu skalanya, abis nggak kelihatan kalo dari meja makan. Wah, jadi kemarin kami lagi ketawa terpingkal-pingkal kali yak, sampe gempa aja nggak berasa :) .

Pagi ini aku bangun agak siang, karena libur. Rencananya sih mau nyuci dan setrika baju. Tapi kalo langsung ngerjain begitu, susah nanti dapet waktu buat saat teduhnya. Jadi, aku balik deh acaranya. Lagi enak-enak renungan, tiba-tiba aku dengar suara dari para-para, lalu kursiku bergoyang, kayak terombang gelombang. Langsung aku berdiri mau ngambil Jessie yang lagi nonton TV di sofa. Tapi belajar dari pengalaman Mei, aku jalannya pelan-pelan, tapi gempanya udah berenti. Jessie juga langsung lari mendapatkan aku di kamar kerja, “Mom, ada gempa! Aku berasa goyang tuh di sofa!” Aku hanya mengangguk, lalu pelan-pelan aku buka pintu dan pagar. “Ayo Jes, kita liat ke depan.” Ternyata tetanggaku nggak ada yang keluar, jadi aku bilang aja nggak apa-apa. Tapi pintu dan pagar serta garasi udah aku bukain semua.

Jujur aja, kakiku lemes. Lumayan gede tuh gempanya. Aku tunggu 10 menit, nggak ada apa-apa, jadi langsung deh aku bikin sarapan nasi telor buat Jessie sambil terus berjaga-jaga, takutnya goyang lagi. Tapi, syukurlah sampai aku menuliskan hal ini, tak ada lagi goyangan gempa. Kejadiannya kurang lebh pk. 05.55.

Sebelum sarapan aku minta Jessie berdoa supaya kami, kota dan negara kami selamat dari bencana. Di tengah ketidakpastian seperti ini rasanya begitu menenteramkan memiliki Allah yang selalu melindungi kita.