Jatuh Cinta Lagi

Konon, cinta bisa datang kapan saja dan kadang-kadang sangat dahsyat. Hari ini aku baca pojok konsultasi di Kompas yang diasuh Leila S. Chudori. Kali ini yang jatuh cinta lagi adalah sang istri. Ulasannya menarik karena dengan jelas dipaparkan perbedaan antara cinta romantis dan cinta realistis. Sering sekali orang terpeleset di tempat ini. Nggak sempet menikmati indahnya cinta romantis di dunia realistis.

Aku sendiri nggak ngebayangin jatuh cinta lagi ama orang lain selain suamiku. Aku bersyukur untuk hal ini. Dengan penuh kasih dan tanggung jawab dia telah memimpin rumah tangga kami. Aku juga nggak ngebayangin seandainya misalnya umpama kalau saja aku berani melaggar komitmen pernikahan. Kayak apa hancurnya hatinya. Kerusakannya bukan cuma sampai di sana karena anak semata wayang juga ikut hancur. Bagiku cinta realistis lebih menarik untuk dijalani, karena cinta realistis itu seperti naik ayunan. Kadang perasaan cinta membuncah tinggi, kadang datar-datar aja, kadang perlu dipompa. Supaya cinta realistis terus membuncah, aku pribadi berusaha menjadi pribadi yang tepat untuk suami.

Lumrahlah kalo setelah sekian tahun pernikahan ada perbedaan antara apa yang kita impikan dan kenyataannya. Aku bersyukur karena kalau sampai angan-anganku nggak kesampean, aku nggak keterusan nelangsa. Namanya juga realistis, ya santai aja ngejalaninnya. Apa aku pernah kecewa? Pernah. Jujur aja, ada kekecewaan yang bisa dicarikan jalan keluarnya. Tapi ada juga kekecewaan yang harus diterima. Itu wajar kan alau dalam kehidupan ada kekecewaan? Ya udah, diterima aja.

Begitu deh perenungannya. Memetakan perasaan sendiri. Bukan buat apa-apa, tapi buat menjernihkan penglihatan menapaki masa depan.

0 komentar: