Dunia Mistik

Wah, ini topic seru buat dibahas. Kemaren sih aku ikut sebuah pertemuan yang membahas tentang dunia mistik. Terus terang aja, gerejaku ini amat sangat jarang membahas masalah-masalah keik gini, jadi peminatnya banyak.


Dari cerita-cerita berdasarkan pengalaman itu aku jadi ngeh bahwa di tempat-tempat yang katanya rumah Tuhan juga banyak hantunya, bahka hantu-hantu itu berlari-larian di saat pendeta berkhotbah. Bukan lari ketakutan lho, tapi lari-larian bermain, nah lho…! Itu diceritakan seorang yang parmatabegu (bhs Batak yang kurang lebih artinya indigo, mohon map nih kalo salah menuliskan istilahnya). Ih…, serem deh. Bukan cuma itu, dia bisa lihat seseorang yang selalu diikuti oleh sinar merah api, ke manapun orang itu pergi. Jadi kalo orang itu kebaktian, ya sinar merah itu juga ikut ‘duduk’. Makin hebring kan?


Ada juga remaja yang niat hati mau rekreasi ke Lawang Sewu bersama-sama dengan teman-teman paduan suara, malah keliatan hantu dengan bermacam-macam wajah dan tampilan. Akhirnya anak remaja ini nggak jadi rekreasi malah stress.


Sepintas kayaknya menyenangkan punya kemampuan melihat yang tidak terlihat. Ini bukan termasuk sixth sense deh kayaknya? Keluar sebentar dari dunia mistik, di fak TP kira-kira 15 tahun yang lalu, ada seorang mahasiswa yang matanya bisa melihat renik halus. Anaknya sampe stress. Gimana nggak stress kalo ngeliat di air minumnya ada yang berenang-renang, di makanannya ada yang uget-uget, di sendok garpu yang mau dipakai ternyata masih banyak kotorannya? Nah, mungkin begitu juga orang yang bisa melihat yang tidak terlihat.


Pertemuan itu ditutup dengan himbauan supaya semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan bergaul erat dengan Firman Tuhan, artinya jangan cuman baca tapi juga memahami dan melakukannya. Bagiku, dunia mistik itu nggak bisa disangkal keberadaannya. Pasti ada dimana-mana. Hanya satu keinginanku, supaya Tuhan menutup diriku sehingga nggak punya kemampuan melihat-lihat yang begituan. Soalnya udah dua kali aku berjumpa dengan orang dan hatiku mengatakan kalo orang ini akan meninggal. Hati kecilku bimbang, iya kalo bener. Kalo nggak? Kan bisa bikin orang ketakutan, cemas, stress? Orang pertama meninggal betul nggak lama setelah di hati kecilku berkata begitu dan aku mati-matian melawannya. Lhah, itu oomku sendiri, mana tega lah. Begitu tanda itu muncul lagi, aku langsung minta teman-teman satu kelompok mendoakan firasatku. Jangan sampe ah kejadian lagi. Yang kedua Tuhan mengabulkan doaku, orangnya nggak meninggal.


So, aku Cuma bisa bilang berkali-kali ke diriku sendiri: be alert… be alert!

0 komentar: