Kalau liburan akhir tahun biasanya kami sekelurga berkumpul di Jakarta. Jadi aku dan keluarga yang di Yogya bergabung dengan adik-adik yang memang berdomisili di Jakarta.
Aku sih seneng-seneng aja liburan kayak gini, cuma ada satu yang sering bikin aku nggak enak hati. Aneh ya, suasana liburan jadi bikin pergi ke gereja itu sesuatu yang janggal. Kalau lagi liburan keluarga begini, pergi ke gereja jadi sesuatu yang rasanya terasa tak pada tempatnya. Cuma, tahun ini aku bersikeras ke gereja saat Natal, walau itu berarti aku harus bangun pagi-pagi, nggak sempet sarapan pagi dan pergi naik taksi di Jakarta.
Akhirnya aku berhasil bangun pk 05.00, lalu siap-siap. Gawatnya Jessie lebih memilih tidak ke gereja karena keluarga mau jalan-jalan di pantai dan segudang aktivitas yang tentunya lebih menarik buat anak kecil tinimbang duduk sejam setengah di gereja. Aku bujukin, aku marahin, tetep nggak mempan. Jadi aku berangkat ke gereja dengan setengah bersedih hati.
Kenapa sih aku bersikeras ke gereja? Kalo mau gampang aku tinggal klik situsnya gerejaku, atau gereja berbahasa Indonesia di Singapura yang memuat suara pendeta sedang berkhotbah. Tapi aku mau hadir di gereja di saat penting ini karena: nggak banyak waktu untuk merenungkan betapa banyak berkat-Nya dalam kehidupan ini, mengingat pertolongan Tuhan Yesus setahun ini (terlebih waktu kami kehilangan Mas Janni), kemurahan-Nya yang senantiasa tercurah setiap kali aku minta order kerjaan, berkat kesehatan dan kepandaian untuk anak semata wayang dan keutuhan keluarga. Masak berkat-Nya melimpah aku nggak bisa nyediain waktu 2 jam aja untuk kebaktian Natal?
Setelah tanya sana sini, akhirnya aku memutuskan ke Gunsa 4. Itu gerejaku waktu masih kecil. Masih jelas di ingatanku kalau aku 'setia' ke sana setiap minggu, walaupun harus naik bajaj sendirian. Kalo diingat-ingat seberapa banyak sih yang bisa diserap anak umur 14 tahun dari khotbah di kebaktian dewasa? Cuman aku inget aja betapa tenangnya aku kalau kebaktian selesai.
Gereja itu masih tetep sama.Pendeta yang berkhotbah adalah pendeta yang dari aku kecil sudah melayani di sana. Pendeta ini sudah tua, keriput-keriput di mukanya juga jelas terlihat, namun suaranya masih setegar dan sejelas dulu sewaktu muda. Kebaktiannya betul-betul menenangkan aku. Tingkah denting piano dan lompatan lincah klarinet mengiringi perpaduan lagu-lagu klasik dan modern dengan cantiknya. Paduan suara sudah dipersiapkan dengan baik, jadi cengkak-cengkok Unto Us a Child is Born atau Hallelujah Chorus mulus terlewati. Kebaktian diakhiri dengan Hallelujah Chorus, dan jemaat menutupnya dengan bersama-sama menyanyikan refrainnya.
Selamat Natal semua. Kiranya kasih dan kemurahan Tuhan membuat kita terus berharap, walau ada kemungkinan kita menjadi tawar hati saat krisis ekonomi menjadi badai besar di tanah air.
Gereja Masa Kecil
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 9:34 PM 0 komentar
Label: sketsa
Tak Menyangka
Bagiku, semester pertama Jessie di kelas 3 ini membuat deg-degan. Mungkin aku termakan asumsi pribadi bahwa kelas 3 itu krusial. Kalo anak nggak menguasai bahan di kelas ini, dia akan keteteran di kelas 4. Lalu kelas 5 mulai lagi dengan bahan baru, dimantapkan di kelas 6, lalu ujian SD.
Makanya aku mencanangkan belajar sore dan belajar pagi. Namanya juga anak kecil, yang penting buat dia ya bermain. Belajar itu kalo suara maminya udah kayak tukang jual anduk di pasar, yang kedengeran ke mana-mana. Aku pikir conditioningnya yang kurang, jadi dia nggak terbiasa melihat orang belajar. Tapi itu kan alasanku biar keliatan ilmiah dikit, tapi utamanya ya itu tadi, yang penting bermain.
Semester ini aku bener-bener kecolongan, karena nggak ngeh kalo 1 Desember udah UAS. Lalu pas mau UAS Mandarin aku repot dengan berbagai urusan. Lalu aku terlambat tahu kalau UAS nya ini diambilkan dari Dinas, jadi bukan sekolah yang mengeluarkan soal. Hari kedua aku langsung belikan buku-buku tambahan untuk matematika, ips dan ipa. Biasanya aku menyiapkan Jessie 2 minggu sebelum UAS, supaya bisa belajar sedikit-sedikit dan nggak bikin stres. Kali ini belajar sehari sebelumnya, dengan bahan yang seabreg...! Alhasil, jeblog deh UAS nya, padahal bobot nilai UAS itu besar sekali.
Jadinya aku menyiapkan mental Jessie supaya jangan gela kalo nggak masuk 5 besar, soalnya dia pede sekali bakalan masuk 3 besar. Dari pengamatanku banyak anak-anak lain yang lebih solid nilainya daripada dia.
Waktu ambil rapor.....ternyata Jessie di ranking 2! Wah, aku bersyukur banget dan kaget dan lega dan takjub. Dengan persiapan seadanya dan waktu belajar yang sempit, dia berhasil. Betul-betul nggak nyangka! Papinya yang lagi tugas di Jakarta juga kaget waktu terima sms Jessie. Soalnya kami pernah mendiskusikan keprihatinan akan nilai-nilai UAS nya. Thanks God.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 6:04 AM 0 komentar
Label: Me and Jessie
Apaan Nih Ya?
Lucu deh, berhari-hari aku coba posting dengan cara copy paste artikel yang aku tulis dengan words. Teteup aja error, dan selalu problemnya ada di HTML.
Iseng-iseng aku coba nulis langsung di sini. Bisa tuh diterbitin. Pusing deh...
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 9:17 PM 1 komentar
Setahun Lalu
Pagi 7 Desember itu rinai-rinai hujan membasahi bumi. Dingin pagi yang mengigit tak cukup kuat membekukan kekhawatiranku. Kami sekeluarga merencanakan nyekar ke makamnya Mas Janni, bersama dengan istri dan anak-anaknya. Selain itu kami juga akan menanam pohon di makamnya.
Ketika waktu pelan beranjak ke pk 08.30, hujan tak menampakkan tanda-tanda akan berhenti. Karena itu kami memutuskan tetap nyekar. Karena harus ambil pohon dulu di rumah salah satu kawan, dan berhubung Jl. Jambon sedang dilebarkan, kami menunggu di depan Kubota.
Dalam doaku aku memohon supaya Tuhan Yesus membimbing kami semua yang pernah mengalami dan melihat keteladanan hidup Mas Janni, tetap menyatukan Mel dan anak-anak dan custodynya. Suasana sempat mellow dikit, karena tanpa terasa telah berlalu setahun sejak Mas Janni meninggalkan kami semua secara mendadak. Hidup setahun belakangan ini memang berat bagi kami, apalagi bagi Mel yang harus menghidupi kelima orang anaknya. Di masa-masa inilah kami sungguh merasakan pertolongan dan kasih Tuhan. Tanpa penyertaan-Nya, mana mungkin kami bertahan di badai kehidupan yang menerjang.
Badai itu sudah berlalu, tinggal meneruskan usaha kami sambil terus mengingat-ingat bagaimana teliti dan rapinya Mas Janni dalam bekerja.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 1:12 PM 3 komentar
Label: Me
Echooo...
Dari abu kembali kepada abu…, ada nggak ya bahasa Latinnya, kayaknya itu lebih nyesss…
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 3:27 PM 0 komentar
Label: Me
jeJAMURan
Pertama kali tertarik dengan papan namanya pas pulang dari Magelang. Ketertarikan itu hanya sesaat, sampai ada seorang kawan promosi kalo resto itu enak dan unik.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 9:58 AM 0 komentar
Label: Icip-icip
Mendadak Olahraga
Beberapa waktu lalu ada seorang temanku yang terhinggap gejala-gejala yang ‘melumpuhkan’ dia. Tiba-tiba aja badannya panas dingin, menggigil nggak karu-karuan. Lain kali pusing sampe nggak bisa bangun. Karena kondisi badan memprihatinkan, padahal kerjaan rumah juga menumpuk, langsung dia check up menyeluruh.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 5:31 AM 3 komentar
Label: Me
C.C.K.
Kalo aku yang suruh baca singkatan di atas, langsung aku teringat pelajaran bahasa Jawanya Jessie, isenana cecek-cecek ing ngisor iki…, yang artinya isilah titik-titik di bawah ini.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:52 AM 0 komentar
Label: Me
Emosi Terkuras
Hari ini bener-bener emosiku terkuras, ngurusin sablon. Aku udah deal sama satu tempat sablon, lalu disain keluar, tapi formatnya jpg. Ternyata disainnya kurang disukai sama yang order, lalu disain awal mau diubah. Tapi karena format filenya jpg, jadi udah mati. Hari ini aku pontang-panting nyari tukang sablon yang bisa kerja cepet, soalnya ternyata pestanya juga dimajuin.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 3:55 PM 0 komentar
Label: Kerjaan
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:20 AM 0 komentar
Label: Me
Sendirian
Wah, malam ini aku benar-benar sendirian. Tiba-tiba aja tadi siang keluar pengumuman bahwa Jessie libur besok, karena Hari Guru.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:22 PM 0 komentar
Label: Me
Looking for a Friend
Bye bye Wisnu, someday I will look for u again.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 12:03 PM 2 komentar
Label: Me
Salad Gratizz
Berhbung misua mau dines luar
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 11:51 AM 4 komentar
Label: Me
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 10:59 AM 2 komentar
Label: Me
Ngrasani Papi
Jessie lagi seneng dorong-dorong aku. Kalo udah begitu mestilah dia berujar begini, “Nah
“Jangan dorong-dorong, Jess, nanti jatuh nih.”
“Atau gini Mam, pas aku dorong Mami kontal sampe nembus tembok kamar mandi…”
“Gitu ya, terus masuk ke kamar Mami Papi? Terus nibanin Papi???”
Sambil cekakakan Jessie nimpalin lagi, “Gepeng deh Papi. Mami
“Jadi, kalo gepeng begitu, kayak kerupuk udang dong?”
Abis deh, papinya dijadiin guyonan. Waktu aku sampein ke misua, dia cuman bisa geleng-geleng, “Wah, jailnya sama sewotnya sama-sama kenceng!” Asal tau aja, kadang-kadang mulutnya Jessie sering-sering lebih mancung daripada idungnya, alias mcc alias mecucu alias cemberut sambil manyun, bisa ngebayangin nggak?
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 10:10 AM 0 komentar
Label: Me n Jessie
Derai Tawa Pagi
Setelah bahan selesai dibaca, aku nebakin sumber dari peraturan-peraturan yang ada di masyarakat.
Mulai….dahinya berkerut-kerut. Nggak berapa lama keluar jawabannya, “Kitab Sutasoma, Mam!”
Aku terkaget-kaget, koq bisa itu jawabannya, padahal itu materi bahasa Jawa. Oalah… nggak tahan deh aku, ngakak sampai keluar airmata.
Kesian deh anakku ini, masak sampe kecampur aduk begitu. Kitab Undang-undang jadi kitab Sutasoma. Jessienya juga kaget lalu pagi itu pecah dengan derail tawa kami.
Kali kalo nerima terlalu banyak informasi bisa begitu ya? Mana nih jawabannya, keselip di mana nih teorinya, dst.nya. Perasaan zaman sekarang pelajaran jadi terlalu dini diberikan. Kayaknya waktu aku sekolah dulu soal undang-undang baru muncul kelas 4 ato 5, koq sekarang udah diperkenalkan dari kelas 3, walopun cuman disebut “bersumber dari Undang-undang.” Nih kalo ibunya nggak baca Koran terus updet data zaman SD baheula dulu, bisa repot nih bakalannya.
Ternyata aku musti terus belajar ya? Kirain begitu anak masuk SD aku bisa santai-santai, setelah di KB dan TK berjuang memantapkan fondasi keilmuan Jessie. Eeh…, di SD belajar lagi menerjemahkan pengetahuannya yang kadang-kadang abstrak menjadi bahan yang mudah ditangkap pengertian kanak-kanaknya. Inilah sekolah kehidupan, belajar terus, tapi SPP nya berujud Koran dan sergala macem buku pelengkap!
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:40 AM 0 komentar
Label: Me n Jessie
Harum Tempe
Udah lama banget nggak pernah ngegoreng
Langsung aja deh aku ulek bawang putih, ketumbar (kira-kira 1 sdt) dan garam. Abis itu cemplungin deh irisan
Hmmm….sedap dan harum. Misua yang baru pulang kantor aja langsung kembang kempis idungnya nyium harum
Besok-besok aku mau nanya sama iparku. Dia punya andalan
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:05 AM 0 komentar
Label: Me
Drop Lagi
Wah, salah kira nih. Kemarin pagi aku kelaparan, lalu nyemil kue-kue yang dibawa mertua. Jumlahnya cukup banyak, jadi aku kenyang. Abis itu masih ditambah minum kopi mix. Jadi, waktu beli sarapan buat misua, aku gak ikutan beli. Pikirku cukuplah sampe siang nanti.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:51 AM 0 komentar
Label: Me
Pekerjaan Menunggu
Nunggu tuh kerjaan bukan ya? Soalnya nggak keliatan kerja, diem aja. Tapi dibilang bukan kerjaan koq ya menghabiskan waktu. Yang lucu, menunggu bisa terjadi di mana-mana, berulang kali, dengan sengaja dilakukan, bahkan dimodif.
Sebagian besar kerjaan ibu rumah tangga itu menunggu. Mulai dari menunggu tomat yang dididihkan, menunggu air panas untuk mandi, menunggu nasi yang ditanak, menunggu tukang ini itu dateng, menunggu suami pulang, menunggu anak les, dll seribu satu macam pekerjaan menunggu.
Dan aku terbiasa menunggu, kadang-kadang aku sabar tapi banyakan nggak sabarannya. Daripada ngomel-ngomel, udah sejak lama aku berbekal buku kemana-mana, supaya kalo aku terpaksa dan harus menunggu, aku punya sesuatu untuk dilakukan. Biasanya buku yang selalu aku sediakan itu Reader’s Digest (edisi Indo lah, kalo baca yang Inggris bisa keriting terus malah jadi mencak-mencak). Tapi, kalo lagi banyak membutuhkan referensi, bukunya jadi ‘berat’. Kalo udah begini, baca buku saat menunggu bukan lagi killing time tapi mendingan ngelamun kali…
Jadi, menunggu buat aku itu sebuah kesempatan langka yang ma uterus aku eksplor. So far sih aku menuruti kata hati aja. Kalo lagi pas bosen baca, ya aku ngelamun sambil mencermati apa yang aku tungguin, misalnya ngeliatin gerakan tarinya Jessie. Atau ngeliatin dia renang. Kalo pas harus baca ref aku paksain deh baca, karena pas nunggu ini ada waktunya.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:22 AM 0 komentar
Label: sketsa
Beranjak Besar
Kami cukup terkejut waktu mendengar keluhan si anak semata wayang kalau payudaranya sakit. Soalnya dia abis jatuh, jadi pikiran nih udah yang nggak-nggak. Jangan-jangan waktu jatuh kena ke dada, dan seribu satu macem jangan-jangan. Tetapi setelah aku amat-amati ternyata nipplenya mulai membentuk, mungkin proses itu yang bikin sakit. Barangkali seperti gigi yang mintip-mintip mau tumbuh.
Terus kepikirlah membelikan dia miniset, kayaknya kaos dalem aja udah nggak memadai. Nah ini, ternyata miniset itu ada bermacam-macam step, dari step 1 sampai step 3. Step 1 bentuknya kayak kaos dalem, tapi panjangnya sampai pertengahan dada, lalu plain sama sekali, nggak ada busanya. Step 2 panjangnya miniset berkurang sampai kurang lebih 2 cm di bawah payudara, lalu di bagian belakangnya ada tali menyilang. Step 3 udah seperti bra biasa, tapi busanya tipis sekali. Aku bingungnya tuh miniset nggak boleh dicoba. Akhirnya aku ukur-ukurin aja di badannya Jessie. Dibelilah si step 2, tapi yang nggak pake tali menyilang, yang biasa aja model talinya.
Namanya anak-anak, udah ketemu stepnya, dia bingung milih….gambarnya dan warnanya. Akhirnya dia milih yang ada bunganya gantung-gantung. Aku dan misua mesem-mesem aja, liat anak-anak yang mulai gede.
Terus kemaren malem, waktu antar temen nyari jas di Centro, dia ajak lagi cari miniset. Nah, kalo yang ini simple, nggak ada step-stepan. Bentuknya seperti bra, hanya ukurannya S dan pake karet elastis, jadi nggak pake kait. Begitu coba langsung pas. Jadi, dia beli lagi tuh miniset.
Lucunya, karena gambarnya juga lucu, udah rapi-rapi pake seragam, tiba-tiba Jessie bilang begini, “Nih Mam, liat, lucu
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:22 AM 0 komentar
Label: Jessie
Akhirnya... Ketangkep Zzhuga!
Mungkin karena memikirkan banyak hal, aku melanggar lampu merah di bunderan Abubakar Ali. Langsung deh kena prit!
Setelah mendengar penjelasan panjang lebar, aku ditanya bisa nggak kalo sidang tanggal 12 November. Aku bilang aja bisa, terus iseng-iseng aja aku tanya kalo didenda berapa.
“Saya bantu diproses di sini aja, biayanya Rp 20.000.”
Karena aku bawa duit cash ya aku bayar, kalo
Misua bilang, “Gak apa-apa deh, itung-itung nyumbang.”
Kejer-kejeran koq sama polisi, ya amsyiong lah, ha…ha…ha…
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:29 AM 0 komentar
Label: Me
Sekejap Melintas
Minggu lalu aku nganterin kongsiku sekeluarga pulang sekolah, soalnya something wrong sama mobilnya.
Kayak gitu kali ya kalo merindukan kekasih hati yang sudah tiada? Waktu cerita ke misua, dia langsung merinding! Kalo aku sih mencoba menyerap aja momen kayak gitu. Pengalaman-pengalaman unik dengan orang-orang yang ditinggal mati kekasih jiwanya banyak aku alami.
Tapi…, aku nggak bakalan mau kalo disuruh memperdalam ilmu itu. Nggak enak rasanya. Yang keliatan-keliatan mata biasa aja deh!
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:54 AM 3 komentar
Label: Me
Bonyok
Bukan bokap nyokap, tapi bonyok beneran. Nih ada kaitannya sama idungnya Jessie. Dalam perjalanan jemput dia Sabtu lalu, aku ditelepon kepseknya. Dengan suara takut-takut dia memberitahu, “Kak Ian, inii… tadi Jessie terdorong temannya pas pelajaran olahraga. Lalu, dia jatuh.”
“Lalu, kena apanya?”
“Hidungnya. Tapi tadi sudah diperiksa guru olahraganya dan nggak apa-apa, hanya memar dan luka berdarah di lubang hidung.”
“
“Oh nggak, nggak ada yang patah atau goyang. Jessie juga nggak pusing. Saya memberitahu supaya Kak Ian nanti nggak kaget waktu jemput dan lihat ada luka di mukanya Jessie. Kmi minta maaf atas kejadian ini.”
Lega banget waktu liat Jessie tergolong nggak apa-apa karena yang luka cukupan itu persis di bawah lubang hidung. Bagian hidung sebelah kiri bengkak sedikit, batang hidungnya lecet-lecet memanjang, dan dagunya memar biru, Selain itu punggung tangannya lecet dikit. Lutut kiri kanan memar biru dan lecet-lecet.
Menurut cerita Jessie, dia lagi jalan di pinggir lapangan, lagi ngincer bola. Tiba-tiba dari belakang dia ditabrak temennya. Langsung nyungsep ke paving block. Waktu nyungsep itu, tangannya refleks nutupin mata, makanya punggung tangannya luka.
Bapaknya yang kaget, pulang-pulang muka anaknya bonyok. Mau dibawa ke dokter, tapi anaknya sendiri udah nggak ngeluh. Ditanyain pelan-pelan ngerasa pusing, mual atau mata berkunang-kunang nggak waktu jatuh. Teteup aja ngegeleng.
Dengan kondisi muka bonyok, kemana-mana jadi malu. Jadi wiken kemaren di rumah aja, sambil ngomporin Jessie supaya nggak usah malu kalo ketemu orang. Namanya aja kecelakaan, dan orang jatuh itu biasa. Luka juga nggak bisa sembuh instant, walau udah ditaburin hau fung san yang sakti mandraguna… Jadi, kalo orang kiri kanan nanya ya dijawab aja kalo itu karena jatuh. Soalnya, anakku ini kan mentingin banget gimana dia tampil di depan orang, beda 180 derajat sama emaknya, ha…ha…ha…., jadi perlu dikomporin supaya Jessie gak berkurang pedenya.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:31 AM 2 komentar
Label: Jessie
Emergency Call
Mula-mula ada 2 panggilan masuk ke hp yang nggak bisa aku terima, tapi ternyata temanku ini salah mencet nomor. Panggilan berikutnya dari orang yang setauku sih jarang banget mau telepon. Begitu aku angkat, langsung deh keadaannya jadi gawat bener.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:17 AM 0 komentar
Label: Me
Nangis Dua Kali
Kemaren malam, akhirnya jadi juda nonton Laskar Pelangi. Perjuangan untuk nonton ini seminggu lebih karena menyesuaikan dengan jadwal sahabat keluarga yang cukup padat.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:07 AM 0 komentar
Label: Sketsa Jiwa
Jogja Java Carnival
Udah lama kepengen nonton acara-acara di Jogja Java Carnival, baru kemaren malam keturutan.
Nggak nyangka, acara ini banyak sekali pengunjungnya. Kali sama dengan aku yang salah satu alasan ke sananya adalah karena acara ini gratis, ha…ha…ha… . Soalnya jalanan ke Kaliurang sepiii…., gelaaap… dan sunyi! Semalem jadi raja jalanan, soalnya nggak ada kendaraan laen. Mulai tau kalo acara ini banyak peminatnya adalah karena di gerbang masuk Kaliurang ada penjaganya. Biasanya sore juga udah tutup.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:16 AM 2 komentar
Label: senandung jiwa
Ampir Kena Straap
Entah kenapa anakku ini senang sekali ikut lomba. Sekecil apa pun pengumuman ato brosur, teteup keliatan. Beberapa hari lalu aku anter mertua ke Centro, eh…dia liat kalo ada lomba mendandani boneka. Padahal tuh pengumuman adanya di brosur yang hanya diletakkan di customer service, yang lumayan mojok letaknya.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:38 AM 2 komentar
Label: Me n Jessie
Ancur-ancuran
Di buku itu langkah-langkahnya jelas, jadi aku coba lakukan. Tapi alamak! Ternyata nggak komplit langkahnya. Begitu percobaan 1 gagal, aku mau kembaliin ke blog semula. Isinya sih teteup ada, tapi…..widgetnya ilang semua, termasuk shoutboxku! Hiks…hiks…., padahal komen-komen di situ tuh precious banget buat aku.
Untunglah aku nemu blog yang ngajarin secara komplit cara bikin shoutbox dan seribu macem pernik blogspot. Hari-hari ini aku masih mencoba untuk repairing my blog. Jadi, buat yang mampir, sabar ya. Rumahnya lagi amburadul, ha…ha…ha…
Ketik C spasi p….cape deee….
PS: makanya kalo bikin buku musti ati-ati neh, kalo begini apa penulisnya mau tanggung jawab????
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:45 AM 4 komentar
Label: Me
Libur Panjang (1)
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:52 AM 4 komentar
Label: liburan
Akhirnya Selesai
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 5:02 PM 0 komentar
Label: Me
Air Keruh
Beberapa hari lalu, air di rumahku menyoklat. Bukan menguning lho, tapi benar-benar coklat! Kayak air the kental. Wah, susah hati deh kalo udah gitu. Soalnya, tahun-tahun lalu, kalo air udah rusak warnanya, nggak lama lagi mati. Abis nguras bak sampe nggak berani diisi lagi.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 3:33 PM 0 komentar
Label: sketsa
Linglung
Kemaren aku dan kongsiku sempat ngobrol. Kesempatan begini ini jarang, karena kami harus lari ke
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 3:35 PM 0 komentar
Label: sketsa
A Baby Girl Has Borned
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:02 PM 3 komentar
Label: Family
Exploring Bantul
Pulangnya aku bawain pecel sayurnya sama
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:00 PM 0 komentar
Label: Jalan-jalan
Karena Ngobrol
Memperhatikan pelanggan itu berarti nggak akan aku bertindak yang menyebabkan pelanggan malu. Misalnya disainnya disamakan dengan disain dan warna kaos pak sampah ato pak bon. Memang sih, pasar bebas. Kalo baju yang kita pake bagus, orang laen kan pasti mau niru. Aku sih cuma menjaga tenggang rasa aja, jadi jangan nawarin disain dan warna ke lintas kalangan, apalagi warna yang spesifik, bukan warna-warna umum dan primer.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 11:28 AM 0 komentar
Label: Me
Terharu
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:51 AM 4 komentar
Label: Me n Jessie
Has Gone
Waktu ditengok sih udah bisa ketawa-ketawa, tapi who knows the inside? Kalo udah begini, nyata betul betapa kelahiran janin itu sebuah anugerah. Betapa riskannya kehidupan janin di dalam kandungan. Kesalahan atau ketidak tahuan sedikit aja, bisa berakibat fatal. Apalagi sekarang banyak virus mematikan yang herannya doyan bener menyerang wanita hamil…
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 9:42 AM 0 komentar
Label: sketsa
Dissappeared
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:32 AM 0 komentar
Label: sketsa
Akur Optik?
Tapi, tiba-tiba bunyi sendiri. Pertanyaannya masih teteup…”Halo, Akur Optik?” Gilee bener..., aku jawab aja bukan dengan nada suara yang tidak mengenakkan talingo.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 2:35 PM 0 komentar
Lagi Opspek ya Mas?
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:59 PM 0 komentar
Label: Me n Jessie
Membiasakan Anak
Konon, toilet training bisa mempengaruhi pola hidup anak selanjutnya. Itu sebabnya, anak yang masih ngompol sampe usia SD biasanya kurang mandiri. Jadi, toilet training itu penting dilakukan oleh orangtua. Kehadiran pampers yang memudahkan orangtua, disinyalir banyak pihak sebagai salah satu penyebab kegagalan toilet training. Anak dibiasakan tidak peka dengan tubuhnya yang menuntut pembuangan, orangtua atau pendamping jadi tidak peka melihat gelagat anak. Tapi, ada juga efek fisik lainnya, yaitu kaki yang membuka ketika berjalan, karena setiap hari kena pampers.
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:03 AM 2 komentar
Label: Me n Jessie
SMS Sembrono
Pagi-pagi tadi, baru aja nyalain hape, tiba-tiba aja masuk sms. Bunyinya, “Selamat, Anda memenangkan hadiah mobil Toyota Yaris, dari TelkomselPoin, yang diundi tadi malam di Lativi. Hubungi nomor…… untuk konfirmasi lebih lanjut.”
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:03 PM 0 komentar
Label: Me
Membantu Pak Sampah
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 6:01 AM 0 komentar
Label: Me
Looking for Aing
Cerita punya cerita, kami bertukar kabar tentang teman yang namanya Lusi. Aku bilang Lusi udah di Australi. Dia kaget karena setahunya Lusi ada di Singapur. Ha…ha…ha.., namanya sama tapi orangnya beda. Lusi-ku memang namanya Lusi, tapi Lusi-nya Golda nama bekennya Aing.
Jadi buat Ayen, Lily, The Li dan Angky yang tau keberadaan Aing, tolong kasih tau kalo beberapa hari ini Golda ngimpiin dia terus. Ato kalo Aing pas mampir ke sini, Golda kangen tuh sampe tengimpi-ngimpi. Masihkah di KL?
Masih dalam rangka who knows kali ya…
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 9:15 PM 0 komentar
Who Knows
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 5:51 PM 1 komentar
Label: Me
Dongkol
Aku sampe ilfil, nggak tau lagi musti ngomong apa. Kok tega-teganya. Katanya temen, katanya ini, katanya itu, tapi begitu ada perbenturan kepentingan, keliatan deh kualitasnya. Mau dibilang apa, aku emang terkena cidera janji. Sampe nulis ini pun masih dongkol, cuman udah reda sedikit. Kalo aku mau terusin pikiran jahat, paling-paling orang yang ngebatalin janji dengan entengnya bisa aja bilang begini, “Kan yang penting udah minta maaf, terserah dia mau berasa apa kek, mau nganggep apa kek! Emang gue pikirin???” Hmmphhh…..
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:33 AM 2 komentar
Label: Me
Ujian Kesabaran
Akhir Juli lalu Matahari Dept. Store ngadain diskon gede2an di bagian sepatu anak. Nah, sepatu sekolahnya Jessie udah waktunya diganti sih, cuma masih bisa dipake. Udah kena jahit pak sol sepatu dua kali, abisnya mangap sih setelah dicuci. Terus lapisan luarnya udah mulai retak-retak. Ngenes
Selain sepatu butut ini, masih ada sepatu olahraganya yang juga sama-sama butut. Jadi, di diskonan itu, kami mencari sepatu hitam yang syaratnya harus bisa untuk sehari-hari dan untuk olahraga. Jadi, sepatu sekolah itu satu aja, nggak usah gonta-ganti. Kan jadi nggak usah mikir ini hari olahraga apa bukan. Pokoknya ke sekolah ya pakenya seatu itu.
Pusing liat sepatu koq bececeran dimana-mana, emaknya aja cuman punya satu sepatu dan satu sandal tinggi untuk ke pesta. Lagian ribet kalo banyak sepatu (mood ngosongin rumah lumayan masih tinggi nih).
Cari punya cari, akhirnya ketemu yang oke. Sekarang tinggal ngelobby waktu memakainya. Sejak awal udah dibilangin kalo sepatu itu hadiah ultahnya, yang dibeli sekarang karena ada diskon mayan gede. Waktu sepatunya belum keliatan, Jessie sih manggut-manggut aja. Begitu sepatunya udah nangkring di depan mata, keinginannya untuk langsung memakai sepatu baru muncul.
Bagiku, ini sarana ujian kesabaran buat Jessie. Nggak banyak momen kayak gini, menunda sekian lama untuk mendapatkan sesuatu. Namanya anak semata wayang, jadi aku juga kadang-kadang suka ngebeli-beliin dia benda yang disukainya. Tapi, kayaknya udah waktunya Jessie belajar bahwa menunda itu buahnya manis. Latihannya dari benda yang nggak urgent kayak sepatu. Besok-besok, harapanku dia bisa belajar untuk benda yang lebih penting, misalnya beli hp, dll.
Buat Jessie, penundaan ini rupanya bikin dia manyun. Tapi lama- lama, saking banyak aktivitasnya, lupa juga. Tau-tau udah tanggal 9, tinggal 9 hari lagi. Selama dia lupa, aku diem-diem aja. Kalo pas inget, jawabanku klasik ibu-ibu, “Sabar…sabar…sabar…”
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 8:06 AM 4 komentar
Label: Jessie
Tidur Nyenyak
Sejak siang tadi, Jessie langsung tidur. Biasanya sehabis makan siang dia masih bikin-bikin prakarya atau baca-baca atau main congklak sama aku. Tapi karena tadi kami mengganyang otak sapid an ayam pop di rumah makan
Kalo udah gitu aku sering memandangi wajahnya. Kayaknya nggak ada kedamaian yang melebihi nuansa damai yang tersirat di wajahnya. Kenapa ya, kalo anak lagi tidur begitu, rasa sayang bisa membuncah deras? Wajahnya, dan mungkin juga wajah anak-anak lain, serasa nggak ada salahnya. Belum lagi napasnya yang teratur jadi kayak musik penenang, he…he…he….! Terus, posisinya itu lho, persis seperti waktu dia bayi tidur. Tangannya dua-duanya naik ke atas. Papinya bilang secara nggak sadar Jessie meniru maminya, sebab kata misua tanganku juga naik ke atas dua-duanya kalo lagi tidur. Mana kutahu…. (nyanyi dong).
Alhasil, sore ini aku lonely, abis dia tidur nyenyak. Udah dari pk 13.30, sampe 17.30, belon ada tanda-tanda dia mau bangun. Padahal, aku bolak-balik melulu dari kamarnya ke depan, dan mbak kami juga ngepel sama beres-beres di
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:17 AM 2 komentar
Label: Jessie
Trilogi Donna van Lierre
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 7:17 PM 3 komentar
Label: Sketsa Jiwa
Memori
Berhubung memori hape penuh, aku terpaksa menyeleksi nama-nama di hape. Begitu sampe di huruf J, langsung tertera di
Diposkan oleh Mariani Sutanto di 4:34 AM 2 komentar
Label: Sketsa Jiwa